Selasa, 09 Juni 2015

Bangsa Equisetales



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
      Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
      Beradasarkan bentuk dan ukurannya susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora. Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora pbentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin (ex Equisetum debile/paku ekor kuda). Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora.Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu Psilotophyta, Lycophyta, Sphenophyta, dan Pterophyta. Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan). Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ciri-ciri umum dari equisetales?
2.      Diman habitat dari equisetales ?
3.      Bagaimana siklus hidup dari equisetales ?
4.      Apa saja jenis dan contoh dari equisetales ?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan tentang ciri-ciri umum dari equisetales .
2.      Menjelaskan tentang habitat dari equisetales.
3.      Menjelaskan tetang siklus hidup dari equisetales.
4.      Menjelaskan tentang jenis dan contoh dari equisetales.

D.    Metode penulisan
Dalam menulis makalah ini metode yang digunakan adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahannya, penulis mendapatkannya melalui referensi dari buku maupun internet.























BAB II
ISI
Bangsa Equisetales
A.    Ciri-Ciri Umum  
Ciri-ciri umum dari bangsa equisetales adalah sebagai berikut :
1.      Mempunyai semacam rimpang yang merayapa dalam tanah dengan cabang  yang tumbuh tegak.
2.      Susunan berkas pengangkut berupa tipe kosentris
3.      Daun berupa karangan yang berbentuk selaput atau sisik yang terdapat pada buku-buku, daun berbentuk meruncing, mempunyai satu berkas pengangkut yang kecil. Daun - daun itu di bagian bawah berlekatan menjadi satu sarung yang menyelubungi batang, terutama bagian bawah tiap - tiap ruas.
4.      Ruas-ruas memperlihtkan pertumbuhan interkalar
5.      Cabang - cabang tidak keluar dari ketiak daun melainkan diantara daun - daun dan menembus sarung keluar. Daun, batang dan cabang berwarna hijau karena mengandung klorofil. Batang dan cabang-cabangnya yang mempunyai fungsi sebagai assimilator.
6.      Sporofil tersusun dalam rangkaian yang berseling  yang membentuk kerucut pada ujung batang. Sporofil berbentuk perisai atau meja dengan satu kaki di tengah, dengan beberapa sporangium (5-10) berbentuk kantung.
7.      Spora mempunyai dinding berupa endospora, eksospora dan periporium yang berapis-lapis.
8.      Hanya terdiri atas satu suku dengan satu marga Equisetum.
9.      Pada penampang melintang, batang kelihatan mempunyai suatu lingkaran berkas - berkas pengangkut kolateral, dua lingkaran saluran - saluran antar sel dan satu ruang udara lisisgen di pusat. Berkas pengangkut dalam sporofil mempunyai susunan konsentris.


















 







B.     Habitat
Tumbuhan ini sebagian hidup di darat dan sebagian di rawa - rawa.
C.    Siklus Hidup
            Siklus hidup dari Equisetum terdiri dari tahap sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit, tunas fertil yang didalamnya terdapat strobilus dan si dalam strobilus terdapat kantung-kantung sporangiospore yang nantinya akan mengeluarkan spora dari sporangium. Selanjutnya terjadi tahap meiosis untuk memproduksi spora dan berkembang menjadi Rhizoid. Pada Rhizoid nanti akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan (sperm) dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan gamet betina (sel telur) dihasilkan oleh Archegonium. Pada tempat yang cocok keduanya akan bersatu ( fertilisasi) dan tumbuh menjadi zigot yang merupakan gametofit dan berkembang menjadi tunas yang vegetatif. Pada perkecambahan spora,rizoid keluar dari bagian yang tidak menghadap sinar matahari.Sel-sel lainya yang berkembang terus menjadi bagian protalium yang bewarna hijau . Zigot mula mula membelah menjadi dua sel tetapi berlawanan dengan Lycopodium,pada Equasatales tidak berbentuk supersor.Embrio pada Equissetales letaknya eksoskopi,tunas mempunyai sel ujung berbentu piramid. Bakal akar terletak di bagian samping sumbu panjangnya.








 























D.    Jenis dan contoh
            Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Equisetaceae dan satu marga Equisetum dengan kurang lebih 25 jenis.
Contoh : Equisetum debile, Equisetum ramosissimum, Equisetum arvense, Equisetum pratense
Ada satu suku yang sekarang sudah punah yaitu suku Calamitaceae. Contoh :  Eucalamites multiramis, Calamostachys bineyana, Asterophyllites longifolius.

E.     Manfaat Equisetales Dalam Kehidupan
            Seperti pada tumbuhan paku lainnya, jenis paku ekor kuda juga dikenal karena kegunaannya sebagai obat. Di Indonesia batang paku ekor kuda ini digunakan sebagai obat sakit otot atau sakit tulang dengan cara membuatnya sebagai param. Disamping sebagai obat, tumbuhan ini mempunyai keistimewaan yang tidak dijumpai pada jenis paku lainnya, yaitu sebagai alat pembersih pisau, garpu dan sendok.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Ciri-ciri : Tumbuhan ini sebagian hidup di darat, sebagian di rawa-rawa, pada buku-buku batang terdapat satu karangan daun berkas pengangkut yang kecil,batang bewarna hijau karena mengandung klorofil, sporofil tersusun dalam rangkaian yang berseling  yang membentuk kerucut pada ujung batang ,spora mempunyai dinding berupa endospora, eksospora dan periporium yang berapis-lapis, ruas-ruas memperlihtkan pertumbuhan interkalar, cabang keluar di antara daun-daun, bukan dari ketiak daun, mempunyai semacam rimpang yang merayapa dalam tanah dengan cabang  yang tumbuh tegak, susunan berkas pengangkut berupa tipe kosentris, hHanya terdiri atas satu suku dengan satu marga Equisetum.
B.     Saran
      Untuk tetap melestarikan jenis tumbuhan paku yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan tidak merusak ekosistem yang ada.














DAFTAR PUSTAKA





Tjitrosoepomo, gembong. 1985. Taksonomi Tumbuhan. Fakultas Biologi
Universitas Gajah Mada :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar