Senin, 08 Juni 2015

AMPHIBI



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air.
Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993). Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki.Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat.(Zug,1993).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni.
Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986)

I.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaiman ciri- ciri umum amphibi morfologi dan topografi beberapa hewan amphibi?
2.      Apasajakah ordo-ordo dalam amphibi beserta contoh dan ciri-ciri dari ordo- ordo tersebut?
3.      Bagaimana sistem pernapasan (respiratorium) pada amphibi dan sistem pencernaan pada amphibi?
4.      Bagaimana sistem cardiovaskuler pada kodok atau katak dan sisitem rangka dan otot pada beberapa contoh hewan amphibi?
5.      Bagaimana sistem peredaran atau sirkulasi dan sistem endokrin?
6.      Bagaimana sistem urogenital dan sisitem syaraf?

I.3 Tujuan Makalah
1.      Untuk menjelaskan ciri- ciri umum amphibi morfologi dan topografi beberapa hewan amphibi.
2.      Untuk menjelaskan ordo-ordo dalam amphibi beserta contoh dan ciri-ciri dari ordo- ordo tersebut.
3.      Untuk menjelaskan sistem pernapasan (respiratorium) pada amphibi dan sistem pencernaan pada amphibi.
4.      Untuk menjelaskan sisitem cardiovaskuler pada kodok atau katak dan sisitem rangka dan otot pada beberapa contoh hewan amphibi.
5.      Untuk menjelaskan sistem peredaran atau sirkulasi dan sistem endokrin.
6.      Untuk menjelaskan sistem urogenital dan sisitem syaraf.

I.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang mengambil beberapa sumber dari buku-buku alternative dan juga mengambil beberapa sumber di internet tentang amfibi.
BAB II
ISI
II.1 CIRI- CIRI UMUM AMPHIBI MORFOLOGI DAN TOPOGRAFI
A.          Pengertian Amphibi
            Amphibia berasal dari kata amphi yang artinya rangkap dan bios yang artinya hidup. Amphibi mempunyai pengrtian bahwa didalam siklus hidupnya memerlukan 2 macam habitat yaitu di darat dan di air .
Menurut Verma (1979) Amphibia mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
a)      Berdarah dingin (poikiloterm)
b)      Kulit halus dan kasar, banyak mengandung kelenjar
c)      Sisik-sisik bila ada tersembunyi didalam kulit
d)     Tengkorak berartikulasi dengan tulang atlas melalui dua condylus occipitalis
e)      Tungkai bila ada bertipe fentadactyla
f)       Erityrosit bikonveks, oval, bernukleus
g)      Jantung terdiri atas dua atrium , satu ventrikel dan satu konus
h)      Arcus artat simetris
i)        Pada umumnya mempunyai insang, paling tidak stadium awal perkembangan
j)        Telur-telur dibungkus oleh bahan gelatin, biasanya dikeluarkan dalam air
k)      Larva berubah menjadi dewasa setelah mengalami metamorfosa.

B.           Morfologi dan Topografi Amphibi
Hewan amphibi adalah hewan yang hidup di dua alam. Tubuh amphibia terbagi atas kepala, badan, dan ekor. Kulit amphibia berlendir, terdiri dari 2 lapis (dermis dan epidermis). Ketika fase lrva hidup di dalam air dan bernafas menggunakan insang. Setelah dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Dalam siklus hidupnya amphibia mengalami metamorfosa sempurna.
Ciri-Ciri Amphibi Penutup tubuh kulit yang berlendir, tidak bersisik dan halus. Terdiri dari dermis dan epidermis. Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang. Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam Habitat air dan darat Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/poikiloterm) Peredaran darahnya Tertutup Alat penglihatan Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal) Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
Sistem Rangka Amphibi Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak memiliki langitlangit (palatum skunder), akibatnya nares internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah.
Kelenjar Kulit 1.Glandula Mucosa (Kelenjar Lendir yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap. 2.Glandula Toxicon (Poison gland)kelenjar racun ,yang menghasilkan zat racun yang pada tingkat tertentu dapat mematikan Hewan lain .pada Kodk berwrna putih terutama bagian Kepala. Dalam kulit terdapat Butir-butir Pigmen (Zat warna) pada Epidermis dan Sel-sel pigment pada Endodermis ,Yaitu: - Melanophora (Warna Hitam atau Coklat) - Lipophora (Warna pigment merah atau kuning)
Sistem Otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan ventral.
Sistem saraf Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon(otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakancerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale .
Pernafasan Amphibi Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Sistem Pencernaan Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang, berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa
Sistem ekskresi Alat ekskresi utama katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal berwarna merah kecokelat¬cokelatan. Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi katak merupakan sepasang saluran yang akan bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran ginjal. dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina tidak.
Reproduksi Amphibi Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar. Perilaku tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya. Amplexus bisa terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4 pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi persaingan antar pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan dengan amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada juga beberapa famili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota ordo apoda
Sistem Peredaran Darah Amphibi Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampuran diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru.

II. 2 KLASIFIKASI AMPHIBIA
Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:
Kerajaan             : Animalia
Filum                  Chordata
Upafilum            : Vertebrata
Superkelas          : Tetrapoda
Kelas                  : Amphibia
       Menurut Verma anggota amphibia dapat dibedakan menjadi 3 ordo yaitu Urodela (Salamander), Apoda (Gymnophiona ), dan Anura (katak dan kodok).
1.      Ordo Apoda (Gymnophoina)
       Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal. Ordo Gymnophiona mempunyai 5 famili. yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di Indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di Indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi DIY.
                      
2.      Ordo Urodela
       Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
                 
                                  Contoh ordo caudata
3.      Ordo Anura
         Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.  Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:
·         Ascaphidae                             Leiopelmatidae
·         Bombinatoridae                      Discoglossidae
·         Pipidae                                                Rhinophrynidae
·         Megophryidae                         Pelodytidae
·         Pelobatidae                             Allophrynidae
·         Bufonidae                               Branchycephalidae
·         Centrolenidae                          Heleophrynidae
·         Hylidae,Leptodactylidae        Myobatrachidae
·         Pseudidae                                Rhinodermatidae
·         Sooglossidae                           Arthroleptidae
·         Dendrobatidae                                    Hemisotidae
·          Hyperoliidae                          Microhylidae,
·          Ranidae                                  Rachoporidae
               Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae, 
        Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae.
a.       Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica.
Gambar Bufo asper
b.   Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan Leptobranchium hasselti.
Gambar Leptobranchium hasselti
c.   Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana.
Gambar Rana hosii
d.   Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina.
Gambar Microhyla achatina
e.   Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan fertilisasi secara ekstern.
            Gambar Rachoporidae
II. 3 SISTEM PERNAPASAN (RESPIRATORIUM) PADA AMPHIBI DAN SISTEM PENCERNAAN PADA AMPHIBI
A.    Sistem Respirasi
1.      Pemgertian sistem respirasi
Respirasi diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh suatu organisme untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme. Ada dua macam respirasi, yaitu respirasi eksternal (luar ) dan respirasi internal (dalam). Respirasi luar meliputi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air anatara organisme dan lingkungan. Respirasi internal disebut juga pernapasan  seluler  kerena pernapasan ini  terjadi  didalam  sitoplasma dan  mitokondria.
Dikatakan Amfibi karena ia dapat hidup di darat dan di air, oleh karena itulah pada setiap fase, kelas amfibi memiliki alat pernapasan yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangannya. Dimulai dari insang, (pada fase berudu), kulit, selaput rongga mulut hingga paru-paru (pada fase dewasa). Salah satu  contoh  dari kelas amfibi yaitu  katak. Waktu katak  masih berbentuk larva, berudu hidup di air dan bernapas dengan  insang. Berudu memiliki  3 pasang  insang luar yang  terdapat di belakang  kepala. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air di sekelilingnya selalu berganti dan oksigen yang larut dari air di sekeliling insang ini berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhan berudu, timbul celah insang dan  terbentuk insang dalam. Insang dalam  mempunyai tutup insang seperti  pada ikan. Kemudian berudu perlahan-lahan menjadi katak dewasa. Katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan kulit. Jika dari kulit Oksigen dari udara berdifusi melalui kulit yang basah kemudian masuk ke pembuluh kapiler darah. Oleh karena itu katak sering berada di tempat berair supaya kulitnya tetap lembab. Selain itu selaput kulit pada rongga mulutnya juga di gunakan untuk memasukkan oksigen ke dalam darah secara difusi.

2.      Alat-alat Pernapasan pada Amphibia
Respirasi pada amfibi sebagian besar rmenggunakan paru-paru, selaput rongga mulut, kulit dan disaat masa berudu menggunakan insang.
a.      Insang\
      Insang merupakan pernapasan yang dilakukan pada saat masa berudu. Insang terdiri atas lembaran-lembaran kulit tipis yang mengandung pembuluh darah kapiler. Insang luar selalu bergerak sehingga air di sekitarnya selalu berganti dan oksigen yang terlarut di dalam air masuk ke dalam pembuluh darah kapiler.
b.      Selaput Rongga Mulut
      Pada selaput rongga mulut, pembuluh darah kapiler membentuk tonjolan ke permukaan yang menyebabkan aliran  udara menjadi lamban, sehingga pertukaran gas lebih efisien. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karna tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
c.       Kulit
      Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
d.      Paru-paru
      Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup
a)      Fase inspirasi
      Fase inspirasi adalah  saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan
b)      Fase ekspirasi
            Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar
Description: C:\Users\user\Documents\anis\Biologi - Sistem Respirasi Pada Hewan_files\2-8a-6.jpg.




 Gambar : Mekanisme pernapasan pada Katak
B.     Sistem Pencernaan
Salah satu contoh amfibi adalah katak. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Hati menghasilkan empedu.


Description: http://wandylee.files.wordpress.com/2012/05/amphibi.jpg?w=300&h=191

Di dalam rongga mulut katak terdapat gigi dan lidah. Katak memiliki lidah yang ujungnya bercabang dua dan berpangkal di rahang bawah. Lidah katak dapat dijulurkan ke luar untuk menangkap mangsa, yaitu serangga. Di dalam rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah berfungsi untuk mempermudah menelan makanan.
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, Contohnya pada katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1.            Rongga mulut : terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa
2.             Esofagus : berupa saluran pendek.
3.            Ventrikulus : berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esophagus dan saluran keluar menuju anus.
4.            Intestinum (usus) : dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
5.            Usus Halus : duodenum, jejunum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
6.            Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka,
7.            Kloaka : merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi dan urin. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan dan pancreas bewarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan.
Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum major menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.

II.4      SISITEM CARDIOVASKULER PADA KODOK ATAU KATAK DAN SISITEM RANGKA DAN OTOT PADA BEBERAPA CONTOH HEWAN AMPHIBI
A.          Pengertian Kardiovaskuler
Sistem peredaran darah katak termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu serambi kiri dan kanan serta satu bilik kanan.
Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam  mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh.
Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari ronga dada (toraks) diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang terdiri atas 2 lapisan:
·         Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.
·         Perikardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium sebagai pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.
a.       Struktur jantung
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan:
1.     Lapisan luar disebut epikardium atau perikardium.
2.     Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium.
3.     Lapisan dalam disebut endokardium.
b.      Ruang jantung
      Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).
1.     Atrium
2.     Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah di pompakan ke ventrikel kanan.
1.     Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah dialirkan ke ventrikel kiri.
Antara kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
1.     Ventrikel
2.     Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan yang kemudian dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
3.     Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri kemudian memompakannya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
c.       Katup jantung
1.      Katup Atrioventrikuler
     Merupakan katup yang terletak diantara atrium dan ventrikel.. katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
     Katup AV memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada waktu diastole ventrikel, serta mencegah aliran balik ke atrium pada saat sistol ventrikel.
2.      Katup Semilunar
Katup pulmonal, terletak antara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan. Katup aorta, terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar terdiri dari 3 daun katup. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
·         Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari: arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Arteri koroner bermuara di sebelah atas daun katup aorta yang disebut ”sinus valsava”.
·         Vena Jantung
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner. Sistem vena jantung terdiri dari 3 bagian: vena tebesianvena kardiaka anterior,sinus koronaria.
3.      Pembuluh darah
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena.
·         Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis  yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil saat diastol.
·         Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi.
·         Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
·         Venula
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.
·         Vena
·         Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

            Sistem peredaran darah(kardiovaskuler) pada katak terdiri dari, jantung beruang tiga, arteri, vena, sinus, venosus, kelenjar limfa, dan cairan limfa.darah katak tersusun dari plasma darah yang terang (cerah) dan berisi sel – sel darah (korpuskula), yakni sel – sel darah merah , sel darah putih dan keeping sel darah.
Jantung katak terdiri dari:
1. Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
2. Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister)
3. Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung
4. Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik.

     Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula – mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
    Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali kejantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular.
Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja.
B.           Sistem Otot
1.      Sistem Otot
Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan sirip yang relatif sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.
            Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi.
            Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.
            Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pada tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.
            Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan.
Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:
1.         Flexor  : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.
2.         Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps meluruskan lengan bawah pada lengan atas.
3.         Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota); contoh  deltoid menarik lengan ke samping.
4.         Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota); contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.
5.         Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.
6.         Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter mengangkat   rahang untuk menutup mulut.
7.         Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan memutar femur.
      Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur umum:
1.         Otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang  membentuk didnding abdomen;
2.         Otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid
3.          Otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang berfungsi untuk menutup anus.
Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.    

II.5 SISTEM PEREDARAN ATAU SIRKULASI DAN SISTEM ENDOKRIN
A.          Sistem Sirkulasi Darah
Jantung katak dibungkus oleh selaput pericardium. Terdiri atas tiga ruang, dua serambi (atrium) dan satu bilik (ventriculum). Hal ini menyebabkan darah yang telah dipakai oleh tubuh (darah kotor) tercampur dengan darah bersih dari paru-paru dalam ventriculum.
Darah katak terdiri dari plasma dan benda darah. Benda darah terdiri antara lainn sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel bentuk kumparan (spindle cell). Spindel cell memiliki fungsi yang sama seperti trombosit pada manusia. Sel darah merah pada katak memiliki inti.
Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi yaitu:
1.        Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernafasan dengan jaringan-jaringan di seluruh tubuh.
2.        Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.
3.        Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat lain.
4.        Mengangkut sisa-sisa zat organik dan garam mineral yang sudah tidak berguna lagi ke alat ekskresi (ren).
5.        Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang membutuhkan.
Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Sebagian besar amfibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Beberapa pengecualian terjadi pada salamander yang didak mempunyai paru-paru, di mana celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada. 
B.           Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada amphibian mirip pada vertebrata tingkat tinggi. Katak misalnya memiliki kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang hormon baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandulae hypophysa.
            Bagian anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormone pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panjang, dan kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pituitaria ini menghasilkan hormone yang menghasilkan hormone yang merangsang gonad untuk mengahsilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu segera terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan tersebut menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan dihasilkannya sperma. Kelenjar tiroid (gondok) yang terdapat di belakang tulang rawan hyoidmenghasilakan hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum.    
Di samping itu, hal ini juga dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode pelepasan lapisan luar kulit. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau suntikan menyebabkan pertumbuhan raksasa.
             Bagian tengah pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air. Glandulae phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelnjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak. Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon nsulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen. Pada permukaan luar ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa).

II. 6 SISTEM UROGENITAL DAN SISITEM SYARAF
A.    Sistem Urogenital
1.      Organon Uropetricum
            Ginjal amfibi, seperti pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura ada tendensi menjadi pendek. Banyak amphibi yang sebagian atau seluruh hidupnya berada dalam air, korpuskel renalis nya berkembang untuk membantu mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan tubuh. Pembuluh arkinefrik amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut hanya melakukan transport sperma.
Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.
Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna pada amphibi dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang, berwarna coklat terpisah dari coelom di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitonial”. Ren merupakan alat filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah capsula renalis terdiri atas:
1)        Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut “glomerulus”
2)        Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “capsula bowman”
3)        Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan isinya pada pembuluh pengumpul yang disebut ductus Wolfian atau ureter, yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan sampah dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
2.     



Organon Genitale
Organon ini terdiri atas:
Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum, suatu zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis, sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara.
Organon genitalis femimus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian pada “breeding season” katak jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahkan terjadinya fertilisasi. 
B.     Sistem Syaraf
Susunan syaraf pada katak terdiri dari sistem syaraf pusat yaitu otak (cerebrum) dan tulang belakang (medulla spinalis). Dan kedua pusat tersebut keluar serabut-serabut syaraf tepi (perifer).
Otak dalam cranium dibungkus oleh lapisan-lapisan/seraput duramater (diluar) dan piamater (di sebelah dalam). Bagian-bagian dari otak antara lain:
- Telencephalon
- Diencephalon
- Mesencephalon
- Metencephalon (cerebrum)
- Myelincephalon (Medulla oblongata)
Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium.  Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpu otak tengah  (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang, dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus.









BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1.            Ciri-ciri Hewan Amfibi antara lain yaitu :
a. Amfibi memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.
b.Amfibi adalah hewan berdarah dingin. Mereka tidak bisa mengatur suhu tubuh mereka sendiri.
c. Amfibi menghabiskan setidaknya sebagian dari kehidupan mereka di air dan di darat.
d.                  Amfibi tidak memiliki sisik dan kulit mereka permeabel (molekul dan gas dapat melewati).
e. Amfibi memiliki insang untuk setidaknya bagian dari kehidupan mereka. Beberapa spesies telah insang hanya sebagai larva, sementara yang lain dapat memiliki insang sepanjang hidup mereka.
f. Kebanyakan amfibi mengalami metamorfosis.
2.      Kelas Amphibia dapat dibagi ke dalam 3 ordo yaitu :
·         Ordo Anura (An= tanpa, uro= ekor), adalah amfibi yang tidak memiliki ekor pada fase dewasanya yang meliputi katak dan kodok dan jumlahnya sekitar 5.228 spesies,
·         Ordo Caudata (Caudal= ekor, ata= atas), adalah amfibi yang memiliki ekor yang biasa disebut dengan salamander dan jumlahnya sekitar 552 spesies,
·         Ordo Gymnophiona (gymnos= telanjang, ophio= ular), adalah amfibi yang biasa disebut ular telanjang karena bentuknya seperti ular namun tanpa sisik atau biasa disebut caecilian dan jumlahnya sekitar 171 spesies.
3.      Respirasi pada amfibi sebagian besar rmenggunakan paru-paru, selaput rongga mulut, kulit dan disaat masa berudu menggunakan insang. Sistem pencernaan amphibi terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Hati menghasilkan empedu.
4.      Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi.
5.      Jantung katak dibungkus oleh selaput pericardium. Terdiri atas tiga ruang, dua serambi (atrium) dan satu bilik (ventriculum). Sistem endokrin pada amphibian mirip pada vertebrata tingkat tinggi.
6.      Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna pada amphibi dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren.
III.2 Saran
            Kita sebagai manusia sebaiknya menjaga spesies amfibi, karena amfibi memiliki peran yang penting dalam kehidupan. Di alam ini banyak sekali makhluk hidup, oleh karena itu kita sebagai manusia makhluk yang paling sempurna bisa menjaga keseimbangan ekosistem di alam ini agar makhluk hidup lain bisa terlindungi.






DAFTAR PUSTAKA





Soemadji. 2002. Zoologi. Universitas Terbuka

Soewasono, R. 1985. Asisten Preparat I-V Fakultas Biologi. Yogyakarta: UGM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar