Sabtu, 18 April 2015

ARTIKEL ILMIAH



IDENTIFIKASI IKAN BAWAL LAUT (PAMPUS ARGENTEUS) DIKAWASAN DERMAGA BANJAR RAYA BANJARMASIN
Disusun Oleh :
UTARI
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNLAM
 









ABSTRAK
Ikan bawal putih (Pampus argenteus) sering kali menjadi pilihan utama sebagai hidangan istimewa di meja pengantin atau meja utama. Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret.  Ikan bawal laut merupakan komoditas yang dapat dikembangkan dalam usaha budidaya dan mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki karakteristik ikan bawal laut melalui kegiatan pengamatan morfologis. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06-07 Desember 2014 di Dermaga  Banjar Raya Banjarmasin. Metode penelitian adalah metode pengambilan sempel yang dilaksankan di Dermaga Banjar Raya.

Kata Kunci : Ikan bawal laut (Pampus argenteus), Identifikasi, Karakteristik ikan
Alamat korespondensi: Telp.+6287716680845, Email: Utari­_Biologi@yahoo.com

PENDAHULUAN

            Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan peringkat ke -13 terbesar di dunia (Ronny, 2011 dikutip dalam 1BL01102.pdf).
            Berdasarkan UU No. 45 Tahun 2009, pengertian Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh
atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Secara umum perairan tempat kehidupan ikan terdiri dari laut, tawar dan payau.
            Ikan bawal putih  memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan (Bangsa, 2012 http//: Semua Tentang 'PERairAN'  Budidaya Ikan Bawal Putih.html)
            Ikan bawal laut  merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi. Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas. Mungkin juga bawal cermin mendapat namanya dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna perak. Garisan deria di badannya bermula dari insang hingga mencecah zon ekor. Manakala sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk V. Warna - Badan bawal cermin diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak dan bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Sesetengah bahagian badannya diliputi bintik hitam halus. Ikan Bawal banyak terdapat di Lautan Hindi selain Afrika, Malaysia dan Jepun. Ikan Bawal hidup dan berenang secara berkumpulan. Biasanya pada musim tertentu bawal cermin boleh didapati dengan banyak. Ia juga dikatakan sering didapati beriringan dengan udang di dasar laut. Pergerakan spesies bawal dalam berkawan menjadikannya sebagai tangkapan yang sesuai dengan menggunakan pukat. Bagaimanapun ia boleh ditangkap menggunakan pancing dan rawai.
            Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyelidiki karakteristik ikan bawal laut melalui kegiatan pengamatan morfologis.


METODE PENELITIAN

            Penelitian ini dilaksanakan disekitar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Provisi Kalimantan Selatan, selama dua hari satu malam. Penelitian dilakukan pada malam Minggu yang bertempat di Dermaga Banjar Raya Banjarmasin, yaitu tempat pelabuhan untuk para nelayan yang selesai menangka ikan dari laut, untuk dijual kepada para pedagang yang siap mengantar ikan-ikan tersebut kepada konsumen yang jauh dari pelabuhan tesebut. Ikan-ikan yang ada dipelabuhan tersebut cenderung ikan laut, tetapi ada juga ikan air tawar tetepi jumlahnya sangat sedikit.
Prosedur pengambilan data dilapangan adalah dengan metode yang digunakan adalah metode diskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti yang dimaksudkan untuk menggambarkan “apa adanya” tentang suatu gejala atau keadaan tetapi tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis (Arikunto, 1998), dengan teknik pengambilan sempel ikan secara langsung yang ada di pelabuhan Banjar Raya, dan mengamati secara langsung dipandu oleh Angkatan Laut yang bekerja mengawasi di daera tersebut.
Data yang diperoleh dianalisa secara deskriftif dengan melihat isian tabel pengamatan, foto, dan hasil validasi menggunakan pustaka.



HASIL DAN PEMBAHASAN
            Dari penelitian yang dilakukan di Pelabuhan Banjar Raya ditemukan ikan bawal laut. Ikan bawal putih  memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan (Bangsa, 2012 di kutip dalam http//: Semua Tentang 'PERairAN'  Budidaya Ikan Bawal Putih.html)
Berikut adalah tabel pertelaan ikan bawal laut (Pampus argenteus):

Tabel 1 Pertelaan Ikan Bawal Laut (Pampus Argenteus)

Parameter Pengamatan
Observasi
Pustaka

 Caput/Kepala
bagian ujung moncong terdepan sampai
ujung tutup insang paling belakang.
Panjang antara kepala dan Aparatus opercularis
-
-

Bentuk mulut: dapat disembulkan, tidak dapat disembulkan, tabung, paruh, gergaji, terompet
Tidak dapat disembulkan
Tidak dapat disembulkan[1]

Letak mulut: inferior/dibawah hidung, subterminal/dekat ujung hidung agak kebawah, terminal/ujung hidung,suferior/diatas hidung
Inferior/dibawah hidung
Inferior/dibawah hidung agal ketas sedikit[2]

Lebar buka mulut
-
agak kecil [1]

Panjang moncong
-
moncong sangat pendek[1]

Warna mata
Hitam
Hitam[2]

Bentuk kepala
Membulat
Kecil [2]

Letak barbel (sungut): di hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dll
Tidak ada
Tidak ada [2]

Bentuk barbel (sungut): rambut, cambuk, sembulan kulit, bulu, dll
Tidak ada
Tidak ada[2]

Jumlah barbel (sungut)
Tidak ada
Tidak ada[2]

Panjang barbel (sungut)
Tidak ada
Tidak ada[2]

Panjang snout (moncong-mata)
-
-

Panjang cheek (mata-praoperkulum)
-
-

Jarak antar tutup ingsang
-
-

Jumlah tutup ingsang
-
-

Panjang operkulum/tutup ingsang terbesar
-
-

Panjang praoperkulum/tutup ingsang terdepan
-
-

Panjang interoperkulum/ diantara tutup ingsang
-
-






Truncus/Badan bagian ujung tutup insang bagian belakang
sampai permulaan sirip dubur
Bentuk tubuh simetris/asimetris
Simetris bilateral
Simetris bilateral[1]

Simetris: fusiform/torpedo, compressed/pipih, depressed/gepeng kebawah, anguilliform/ular, filiform/tali, teniform/pita, sagittiform/panah, globiform/bola, ostraciform/ kotak
Simetris compressed/pipih
Badan sangat pipih lateral (punggung bongkok) [1]

Panjang baku
-
-

Panjang seluruhnya
-
30 – 40 cm dengan panjang maksimum 60 cm [1]

Tinggi
-
Perbandingan panjang : tinggi sama dengan 2 : 1 [2]

Warna


Punggung
Perak keabu-abuan
abu-abu [1]

Perut
Perak kemerahan
putih
keperakan [1]

Badan
Perak
badan bagian atas abu-abu, bagian bawah putih
keperakan [1]

Tipe garis rusuk: satu atau lebih garis, garis lengkap atau garis terputus, garis lurus atau bengkok, garis melengkung keatas atau ke bawah
-
hampir menyerupai garis lurus dengan jumlah  satu baris [4]

Bentuk ekor: protocercal/berakhir lurus pada ujung ekor, heterocercal/ekor membelok ke dorsal secara asimetris, homocercal/ekor membelok kea rah simetris, diphycercal/ekor tidak membelok dan simeteris 
protocercal/berakhir lurus pada ujung ekor
bentuk V atau lengkungan boomerang [5]

Ekor/Cauda
Bagian permulaan sirip dubur sampai ujung sirip ekor bagian paling belakang
Tinggi batang ekor
-
-

Panjang Batang ekor
-
-

Tipe sirip ekor: rounded/membundar, truncate/berpikiran tegak, pointed/meruncing, wedge shape/bentuk baji, emarginated/berpinggiran berlengkuk tunggal, double emarginated/ berpinggiran berlengkuk ganda, forked/bercangak, lunate/sabit, epicercal/sirip atas lebih besar, hypocercal/sirip bawah lebih besar
Forked/bercangak
Sirip ekor bercagak (forked)
Dalam [1]

Sirip
Jumlah sirip keras (pungung)
-
5-10 jari [3]

Jumlah sirip lunak (punggung)
-
38-43 jari [3]

Sirip punggung tunggal/berpasangan
Tunggal
Tunggal [2]

Sirip ekor tunggal/berpasangan; jumlah
Tunggal
Tunggal [2]

Sirip dada tunggal/berpasangan; jumlah
Berpasangan, sepasang
Berpasangan, sepasang [2]

Sirip perut tunggal/berpasangan; jumlah
Tidak ada
tidak mempunyai sirip perut [1]

Sirip dubur tunggal/berpasangan; jumlah
Tunggal
Tunggal [2]

Panjang sirip perut
-
tidak mempunyai sirip perut [1]

Panjang sirip dada
-
-

Letak-letak sirip perut terhadap dada: abdominal/sirip perut jauh dari sirip dada, subabdominal/sisi perut dekat sirip dada, thoracic/siri peru di bawah sirip dada, Jugular/sisri peruk jau ke depan dari siri dada
Abdominal/sirip perut jauh dari sirip dada
tidak mempunyai sirip perut [1]

Sirip tambahan: finlet/jari sirip tambahan, scute/sisik duri, keel/lunas, adiposa/lemak, interpelvic/cuping
Tidak ada
Tidak ada [1]





Sisik
Bentuk seperti lingkaran atau sisir
-
Sisik kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagan depan [2]

Jumlah
-
-

Garis rusuk/Linea lateralis
1
1 baris  [4]

Bawah garis rusuk
-
-

Atas garis rusuk
-
-

Warna



Punggung
Perak keabu-abuan
abu-abu [1]

Perut
Perak kemerahan
putih
keperakan [1]

Badan
Keperakan putih
badan bagian atas abu-abu, bagian bawah putih
keperakan [1]

Tipe sisik
Ctenoid
Ctenoid [2]

Ciri-ciri lain

-
-

Reproduksi
Bertelur

Klasifikasi
Kingdom

Animalia [3]

Phylum

Chordata [3]

Kelas

Actinopterygii [3]

Ordo

Perciformes [3]

Familia

Bramidae [3]

Genus

Pampus[3]

Jenis

Pampus argenteus[3]

Foto pengamtan:

Foto literatur:
 








          
                   Anonim a.2015


Sumber :
[1] : 4D_1-Ikan-Hasil-Tangkap-2.pdf
[3] : jtptunimus-gdl-adjengnurl-6433-3-babii.pdf
[5] : http://bibitbawal.com/mengenal-budidaya-ikan-bawal-putih/














PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan ditemukan bahwa ciri ikan ini pada bagian caput memilki bentuk membulat. Bentuk mulut hewan ini tidak dapat disembulkan  dengan letak mulut inferior dibawah hidung. Ikan ini memilki organ penglihatan dengan warna hitam membulat. Ikan ini tidak memilki sungut. Bentuk simetri bilateral dengan warna punggung perak keabuan dengan sedikit corak merah pada perut, warna badannya adalah perak. Ikan ini memiliki bentuk ekor yang protocercal atau berakhir lurus pada ujung ekor, tipe ekornya adalah forked atau bercangak, mempunyai sirip punggung, sirip ekor, dan sirip siri dubur yang tunggal, serta mempunyai sirip dada yang berpasangan dengan jumlahnya yang sepasang, letak sirip hewan ini abdominal yakni jauh dari sirip dada. Ikan ini mempunyai garis rusuk atau linea lateralis berjumlah 1 baris, dengan warna sisik pada punggung yang perak keabuan, sisik pada perut perak kemerahan, dan sisik pada badan keperakan putih, tipe sisik hewan ini stenoid, dan ikan ini bereproduksi dengan cara bertelur.
            Menurut literatur Bentuk badan pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal ini merupakan ikan herbivore yang cenderung bersifat omnivore, selain suka melalap tumbuhan air juga suka memakan udang ataupun ikan ikan kecil dan hewan air lainnya (Nelson, 1984). Ikan bawal putih merupakan jjenis ikan yang habitatnya dari air laut. Pada umumnya ikan bawal putih memiliki bobot 500 gram, namun ada juga yang mencapai bobot 1,5 hingga 2 kg per ekor (Junianto, 2011).
            Ikan bawal putih hidup bergerombol di dasar perairan atau kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan (Partosuwiryo, 2008 dikutip dalam http//: Semua Tentang 'PERairAN'  Budidaya Ikan Bawal Putih.html)
            Karakteristik dari ikan in adalah badan sangat pipih lateral (punggung bongkok), moncong sangat pendek, sirip dada tidak runcing sperti Bawal Hitam dan tidak mempunyai sirip perut. Sirip ekor bercagak (forked) dalam, bagian bawah lebih panjang. Warna badan bagian atas abu-abu, bagian bawah putih keperakan. Terdapat bintik-bintik hitam (sangat kecil) pada hampir seluruh tubuh. Sirip punggung ujungnya gelap. Jenis yang ditemukan di Indonesia terdiri dari dua spesies, yaitu: Pampus argenteus dan pampus chinensis. Habitat: Bawal Putih lebih banyak menghuni perairan pantai dengan dasar lumpur, seperti Bawal Hitam. Pada siang hari dia berada dekat dengan dasar, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan. Sering kali ikan ini memasuki wilayah Estuari, terutama dekat dengan sungai-sungai besar dengan membentuk gerombolan besar (schooling). Makanan utamanya adalah Plankton. Perikanan: Alat tangkap utama ikan ini termasuk Lampara dasar, Payang, Dogol dan Trawl.
Daerah operasi penangkapan paling besar dari ikan Bawal Hitam saat ini adalah Perairan Kalimantan. Ukuran ikan yang tertangkap mencapai panjang 30 – 40 cm dengan panjang maksimum 60 cm.
            Pada bawal yang sudah dewasa bagian tepi sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini adalah ciri khusus bawal.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawal ini tergolong dalam omnivora, ternyata pada masa kecil atau larva bawal lebih bersifat karnivora, pada usia dua hari setelah menetas mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanan masih dari kuning telurnya. Pada umur empat hari kuning telur pada larva mulai habis pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar.
            Daerah yang disukai oleh bawal adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering dan pada musim hujan ada genangan air. Daerah inilah yang memberikan rangsangan untuk memijah. Membedakan bawal jantan dan betina pada saat masih kecil memang sulit. Beberapa tanda yang bisa dilihat adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonade, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun bawal jantan selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya memijah pada awal dan selama musim hujan.

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan ditemukan bahwa ciri ikan ini pada bagian caput memilki bentuk membulat. Bentuk mulut hewan ini tidak dapat disembulkan  dengan letak mulut inferior dibawah hidung. Ikan ini memilki organ penglihatan dengan warna hitam membulat. Ikan ini tidak memilki sungut. Bentuk simetri bilateral dengan warna punggung perak keabuan dengan sedikit corak merah pada perut, warna badannya adalah perak. Ikan ini memiliki bentuk ekor yang protocercal atau berakhir lurus pada ujung ekor, tipe ekornya adalah forked atau bercangak, mempunyai sirip punggung, sirip ekor, dan sirip siri dubur yang tunggal, serta mempunyai sirip dada yang berpasangan dengan jumlahnya yang sepasang, letak sirip hewan ini abdominal yakni jauh dari sirip dada. Ikan ini mempunyai garis rusuk atau linea lateralis berjumlah 1 baris, dengan warna sisik pada punggung yang perak keabuan, sisik pada perut perak kemerahan, dan sisik pada badan keperakan putih, tipe sisik hewan ini stenoid, dan ikan ini bereproduksi dengan cara bertelur. Ikan ini termasuk dalam anggota ordo Perciformes dan familinya adalah Bramidae. Ikan bawal putih hidup bergerombol di dasar perairan atau kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan (Partosuwiryo, 2008 dikutip dalam http//: Semua Tentang 'PERairAN'  Budidaya Ikan Bawal Putih.html).

SARAN
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan peringkat ke -13 terbesar di dunia, oleh sebab itu kita sebagai warga negara Indonesia harus senantiasa mencaga kelestarian sumber daya alam yang ada di Indonesi, kita juga harus mengembangkan sumber daya tersebut agar perekonomian Indonesia semakin maju, seperti ikan bawal laut  merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim a.2015:                                  http://img687.imageshack.us/img687/761/013bawalselatan.jpg diakses pada tanggal 1 Januari 2014


http://aryandririyanti.blogspot.com/p/blog-page.html  diakses pada tanggal 1 Januari 2014


http//: Semua Tentang 'PERairAN'  Budidaya Ikan Bawal Putih.html diakses pada tanggal 1 Januari

jtptunimus-gdl-adjengnurl-6433-3-babii.pdf  diakses pada tanggal 1 Januari 2014
Junianto, A. 2011. Daerah Intersidal Berbatu. AsharJunianto14.Blogspot.com
      diakses pada tanggal 1 Januari

1BL01102.pdf diakses pada tanggal 1 Januari 201
4D_1-Ikan-Hasil-Tangkap-2.pdf  diakses pada tanggal 1 Januari 2014

Naparin, Ahmad.dkk. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Vertebrata. BATANG: Banjarmasin.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Binacipta: Bandung

Studi-pemasaran-ikan-bawal-putih-pampus-argenteus-di-pelabuhan-perikanan-nusantara-brondong-kabupaten-lamongan.pdf diakses pada tanggal 1 Januari 2014