BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunikasi hewan
adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari salah satu hewan yang memiliki efek
pada perilaku sekarang atau masa depan dari hewan lainnya. Kajian mengenai
komunikasi hewan—terkadang disebut Zoosemiotik
(didefinisikan sebagai ilmu komunikasi sinyal atau semiosis pada hewan;
dibedakan dengan antroposemiotik, ilmu
komunikasi manusia) -- telah memainkan peranan penting dalam metodologi dari etologi,
sosiobiologi,
dan ilmu kognisi hewan. Komunikasi hewan adalah
wilayah ilmu yang tumbuh cepat. Bahkan pada abad 21, banyak pemahaman
sebelumnya yang berhubungan dengan berbagai bidang seperti penggunaan nama simbolik personal, emosi hewan, kultur hewan, pembelajaran,
dan bahkan perilaku seksual hewan,
yang lama dianggap telah cukup dipahami, telah dirombak kembali. Komunikasi akan teramati melalui petunjuk.
Seperti yang telah kita ketahui
persebaran makhluk hidup dipermukaan bumi tidak merata. Persebaran hewan di muka bumi ini
didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara
wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di
suatu wilayah (Heddy, S. 1986). Makalah ini akan membahas tentang dua hal tersebut,
yaitu petunjuk dan persebaran.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
yang dapat diambil dari makalah berjudul “Petunjuk
dan Penyebaran” ini adalah:
1.
Apa yang dimaksud
dengan petunjuk pada hewan?
2.
Apa saja
bentuk-bentuk dari petunjuk pada hewan?
3.
Apa fungsi dari petunjuk
pada hewan?
4.
Bagaimana
contoh petunjuk pada hewan?
5.
Apa yang dimaksud
dengan persebaran pada hewan?
6.
Apa saja
macam-macam persebaran pada hewan?
7.
Bagaimana pola
persebaran pada hewan?
8.
Mengapa hewan
mengalami persebaran?
9.
Bagaimana contoh
hewan yang mengalami persebaran?
1.3
Batasan
Masalah
Batasan masalah
dalam makalah berjudul “Petunjuk dan
Persebaran” ini adalah:
1. Pengertian petunjuk dan persebaran pada hewan.
2. Bentuk-bentuk petunjuk pada hewan.
3. Fungsi petunjuk pada hewan.
4. Contoh-contoh petunjuk pada hewan.
5. Pengertian persebaran pada hewan.
6. Macam-macam persebaran hewan di dunia dan Indonesia.
7. Pola-pola persebaran pada hewan.
8. Faktor-faktor penyebab persebaran pada hewan.
9. Contoh-contoh hewan yang sedang mengalami persebaran.
1.4
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari
penulisan makalah berjudul “Petunjuk dan
Penyebaran” ini adalah untuk:
1. Menjelaskan pengertian petunjuk pada hewan.
2. Menjelaskan bentuk-bentuk petunjuk pada hewan.
3. Menjelaskan fungsi petunjuk pada hewan.
4. Memberikan contoh-contoh petunjuk pada hewan.
5. Menjelaskan pengertian persebaran pada hewan.
6. Menjelaskan macam-macam persebaran hewan di dunia dan
Indonesia.
7. Menjelaskan pola-pola persebaran pada hewan beserta
contohnya.
8. Menjelaskan faktor-faktor penyebab persebaran pada hewan.
9. Memberikan contoh hewan yang mengalami persebaran.
1.5
Manfaat
Penulisan
Manfaat dari
penulisan makalah yang berjudul “Petunjuk
dan Persebaran” ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat
secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat
secara teoritis yaitu memberikan informasi kepada penulis maupun pembaca
tentang petunjuk dan persebaran pada hewan.
2. Manfaat
secara praktis yaitu agar tugas yang dimiliki oleh penulis dalam pembuatan
makalah pada mata kuliah Ilmu Tingkah Laku
Hewan bisa terpenuhi.
1.6.Metode Penulisan
Metode penulisan dengan teknik studi kepustakaan atau
literatur, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik
berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah yang
di bahas di dalam makalah ini.
BAB
II
PETUNJUK DAN PERSEBARAN
2.1
PETUNJUK PADA HEWAN
2.1.1
Pengertian Petunjuk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Petunjuk adalah:
- sesuatu (tanda, isyarat) untuk menunjukkan, memberi tahu, dsb
- ketentuan yg memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat (http://artikata.com/arti-382714-petunjuk.html).
Jadi dapat disimpulkan bahwa petunjuk adalah tanda dari
hewan untuk menunjukkan atau memberi tahu sesuatu.
2.1.2.
Bentuk-Bentuk Petunjuk pada Hewan
A. Visual
- Gerak isyarat. Bentuk komunikasi terbaik yang diketahui mengikutkan menampilkan bagian tubuh khusus, atau pergerakan tubuh tertentu; terkadang hal ini terjadi dengan kombinasi, sehingga sebuah aksi pergerakan tertentu untuk memperlihatkan atau menekankan suatu bagian tubuh tertentu. Sebagai contohnya, presentasi dari paruh induk Camar Herring memberikan sinyal memberi makanan kepada anak-anaknya. Seperti kebanyakan burung camar, burung Camar Herring memiliki sebuah paruh berwarna cerah, kuning dengan tanda merah pada bagian rahang bawah dekat ujung paruh. Saat mereka kembali ke sarang dengan makanan, si induk berdiri dekat anak mereka dan membuka paruh ke bawah di hadapan si anak; hal ini memperoleh respon memohon dari anak yang lapar (mematuk pada tanda merah), yang menstimulasi si induk untuk memuntahkan makanan di depannya.
- Ekspresi wajah. Isyarat wajah memainkan peran penting dalam komunikasi hewan. Anjing sebagai contohnya mengekspresikan marah lewat menyeringai dan memperlihatkan giginya. Saat cemas telinga mereka akan tegak. Saat takut seekor anjing akan menarik telinga mereka ke belakang, memperlihatkan sedikit gigi dan menyipitkan matanya.
- Tatapan mengikuti. Koordinasi di antara hewan-hewan sosial dibantu dengan memonitor orientasi kepala dan mata satu sama lain. Telah lama diketahui dalam penelitian perkembangan manusia sebagai suatu komponen penting dari komunikasi, baru-baru ini mulai lebih banyak atensi pada kemampuan hewan untuk mengikuti tatapan dari hewan lain yang berinteraksi dengan mereka, baik itu anggota dari spesies mereka sendiri atau manusia.
- Tontonan visual aktif. Beberapa cephalopoda, seperti oktopus dan cumi, memiliki sel kulit khusus (chromatophores) yang bisa mengubah warna, opasitas, dan refleksi kulit mereka. Selain digunakan sebagai kamuflase, perubahan cepat pada warna kulit juga digunakan saat berburu dan pada ritual perkawinan. Perubahan warna pada cumi bisa secara khusus mengindikasi bahwa mereka mampu mengkomunikasikan dua sinyal yang berbeda secara bersamaan dari dua sisi tubuh mereka yang berlawanan. Saat cumi jantan mengawini betina pada saat adanya jantan yang lain, dia memperlihatkan dua sisi berbeda: pola jantan menghadap ke betina, dan pola betina menghadap ke arah sebaliknya, untuk menipu pejantan lainnya.
- Tontonan visual pasif. Banyak hewan mengkomunikasikan informasi tentang diri mereka tanpa perlu mengubah perilaku mereka. Sebagai Sebagai contohnya, pada babun olive, permulaan dari ovulasi pada betina adalah suatu sinyal bagi pejantan bahwa dia siap untuk dikawinkan. Selama ovulasi, wilayah kulit pada anogenital (dubur kelamin) betina membesar dan berwarna merah/merah jambu cerah.
- Komunikasi bioluminesensi. Cara komunikasi dengan menghasilkan cahaya terjadi umumnya pada vertebrata dan invertebrata laut, biasanya di kedalaman (misalnya ikan pemancing).
B.
Suara
Kebanyakan hewan berkomunikasi lewat
vokalisasi. Komunikasi lewat vokalisasi adalah esensial bagi banyak pekerjaan
termasuk ritual-ritual perkawinan, teriakan peringatan, menyampaikan lokasi
dari sumber makanan, dan pembelajaran sosial. Teriakan kawin jantan digunakan
untuk memberikan sinyal pada betina dan untuk mengalahkan saingan.
C. Penciuman
Kurang kentara pada manusia (kecuali pada beberapa kasus) adalah komunikasi penciuman. Banyak mamalia, secara khusus, memiliki kelenjar yang menghasilkan bau yang berbeda dan tahan-lama, dan memiliki perilaku yang berhubungan dengan meninggalkan bau tersebut pada tempat-tempat yang telah mereka singgahi. Terkadang subtansi bau diperkenalkan lewat air kencing atau tinja. Lebah membawa sekantong material dari sarang yang mereka lepaskan saat memasuki sarang kembali, bau yang menandakan bahwa mereka merupakan bagian dari sarang tersebut dan menjamin keselamatan mereka saat masuk. Semut-semut menggunakan feromon untuk membuat bau jejak ke makanan sebagaimana halnya untuk peringatan, atraksi perkawinan dan untuk membedakan antar koloni. Sebagai tambahan, mereka memiliki feromon yang digunakan untuk membingungkan musuh dan memanipulasi mereka sehingga berkelahi satu sama lain.
2.1.3.
Fungsi Petunjuk pada Hewan
- Interaksi agonistik: semua hal yang berkaitan dengan kontes dan agresi antar individu. Banyak spesies memiliki pemameran ancaman yang berbeda yang dibentuk selama kompetisi untuk makanan, pasangan atau wilayah; kebanyakan lagu burung berfungsi dengan cara tersebut. Terkadang ada pemameran penyampaian kecocokan, dengan individu yang terancam akan membuat mereka mengetahui dominasi sosial dari si pengancam; hal ini memiliki efek berhentinya episod agresif dan membuat hewan yang dominan memiliki akses tak terbatas terhadap sumber yang dipersengketakan. Beberapa spesies juga memiliki pemameran afiliatif yang dibentuk untuk mengindikasikan bahwa hewan yang dominan menerima kehadiran hewan lain.
- Ritual-ritual perkawinan: sinyal-sinyal yang dibuat oleh salah satu anggota jenis kelamin untuk menarik atau menjaga perhatian dari pasangan yang berpotensi, atau untuk mengukuhkan suatu ikatan pasangan. Hal ini sering mengikutkan pemameran bagian tubuh, postur tubuh (Kijang mengasumsikan karakteristik yang ditampilkan sebagai sebuah sinyal untuk memulai perkawinan), atau pengeluaran bau atau teriakan, yang unik pada spesies, yang menyebabkan individu-individu tersebut menghindari perkawinan dengan anggota dari spesies lain yang akan menyebabkan infertil. Hewan-hewan yang membentuk ikatan pasangan yang abadi terkadang memiliki bentuk simetris yang mereka buat satu sama lain: contoh terkenalnya adalah presentasi mutual dari buluh oleh Burung grebe jambul besar, yang diteliti oleh Julian Huxley, pemameran kemenangan yang diperlihatkan oleh banyak spesies angsa dan penguin pada situs sarang mereka dan pemameran perkawinan spektakuler dari Burung-burung cendrawasih dan manakin.
- Kepemilikan/wilayah: sinyal-sinyal digunakan untuk mengklaim atau mempertahankan suatu wilayah, makanan, atau pasangan.
- Sinyal berhubungan-dengan-Makanan: banyak hewan-hewan membuat "teriakan makanan" yang menarik pasangan, atau keturunan, atau anggota dari kelompok sosial ke sumber makanan. Saat induk memberi makan anaknya, anak tersebut terkadang memiliki respon meminta (terutama bila banyak anak dalam sebuah sarang—hal ini cukup dikenal pada altrisial burung berkicau, sebagai contohnya). Terkadang sinyal memberi-makan yang paling terperinci adalah Tarian Waggle dari lebah madu yang diteliti oleh Karl von Frisch. Gagak muda memberikan sinyal ke yang tua, gagak yang lebih berpengalaman saat mereka menemukan makanan baru atau yang belum pernah dicoba.
- Teriakan peringatan: sinyal-sinyal yang dibuat saat adanya suatu ancaman dari pemangsa, membuat semua anggota dari grup sosial (dan terkadang anggota dari spesies lain) berlari untuk berlindung, menjadi berhenti, atau berkumpul menjadi sebuah grup untuk mengurangi resiko diserang.
- Meta-komunikasi: sinyal-sinyal yang mengubah makna dari sinyal selanjutnya. Salah satu contoh yaitu wajah bermain pada anjing, yang mensinyalkan bahwa sinyal agresif berikut adalah bagian dari bermain berkelahi daripada sebuah episode agresif yang serius.
2.1.4 Contoh Petunjuk pada Hewan
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
2.2
PERSEBARAN PADA HEWAN
2.2.1
Pengertian persebaran
Dispersal (sebaran) adalah gerakan
individu atau bentuk kecilnya ( misalnya spora, biji, telur, larva dan
sebagainya ) kedalam atau keluar populasi atau daerah populasi. Bentuk
dispersal tersebut dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1.
Emigrasi ( gerakan
searah keluar)
2.
Imigrasi ( gerakan
searah kedalam )
3.
Migrasi ( gerakan periodic
berangkat dan kembali )
Dispersal dapat membantu natalitas dan
mortalitas dalam memberikan bentuk dan kerapatan pada populasi. Dalam banyak
hal beberapa individu atau hasil reproduksi secara tetap masuk ke dalam
populasi atau meninggalkan populasi. Seringkali dispersal yang lambat tersebut
pengaruhnya tidak tampak pada keseluruhan populasi terutama pada populasi
ukuran besar. Hal tersebut karena emigrasi mengimbangi imigrasi atau tamba dan
berkurangnya indvidu diimbangi oleh natalitas dan mortalitas. Dalam kejadian
lain dispersal masal melibatkan perubahan yang cepat dan mempengaruhi populasi.
Persebaran hewan di
muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang
berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan
jenis hewan di suatu wilayah (Heddy, S. 1986).
2.2.1 Macam-Macam Persebaran pada Hewan
A. Persebaran
Fauna di Permukaan Bumi
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
Menurut Alfred Russel Wallace,
secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi dikelompokan ke dalam
enam region, yaitu sebagai berikut:
1. Paleartik,
meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang,Laut Mediteran, dan
Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang
kutub, kelinci, tikus, kelelawar, anjing, rusa kutub.
Kelinci Hewan Region Paleartik
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
2. Ethiopian(Afrotropical),
meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara), Gurun Sahara
dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda
nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.
Zebra Hewan Region Ethiopian
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
3. Oriental,
meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng,
harimau, gajah, dan reptil.
Banteng Hewan Region Oriental
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
4. Australian,
meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru,dan Pulau Papua. Contoh
fauna: hewan berkantung seperti koala, kanguru, kuskus, wallaby, burung
cendrawasih, kasuari, dan kakatua.
Koala Hewan Region Australian
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
5. Neartik,
meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Meksiko Tengah dan Greenland,
sampai bagian tengah Meksiko. Contoh
fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, ular berbisa dan kura-kura.
Kalkun Hewan Region Neartik
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
- Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah,dan Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, tapir lama (sejenis unta), ular anaconda, dan kera.
Belut Listrik Hewan Region Neotropik
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
B. Persebaran
Fauna di Indonesia
Fauna
di Indonesia mencerminkan posisinya diantara Benua Asia(Oriental) dan
Benua Australia (Australian). Secara geologiskepulauan Indonesia terbagi atas
tiga wilayah, yaitu bagian Baratyang
menyatu dengan benua asia disebut landas kontinen sunda (paparan sunda),
bagian tengah disebut wilayah peralihan, sedangkan bagian timur
Indonesia menyatu dengan benua Australia
disebut landas kontinen sahul atau paparan sahul. Diantara landas
kontinen sunda dengan wilayah peralihan terdapat batas flora dan fauna
asia yang disebut garis Wallace. Sedangkan antara wilayah
peralihan dengan landas kontinen sahul terdapat batas flora dan fauna
Australia yang disebut garis Weber.
(Sumber: Anonim A.2015.
Diakses 9 Maret 2015)
Garis Wallace dan Weber
membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian Berdasarkan
gambar di atas yang membagi daerah Indoensia menjadi3 bagian yaitu:
1. Garis
Wallace, adalah garis khayal yang membatasi
jenis fauna
danflora Asiatis dengan jenis fauna dan flora peralihan.
2. Garis
Weber, adalah garis khayal yang membatasi
fauna dan flora peralihan
dengan jenis fauna dan flora Australis.
Di Indonesia terdapat 3 bagian
persebaran fauna yaitu :
a. Wilayah
Fauna Indonesia Barat
Wilayah fauna Indonesia barat
meliputi pulau Sumatera, pulau Bali, pulau Jawa, pulau Kalimantan serta
pulau-pulau kecil disekitarnya. Region
fauna Indonesia barat sering disebut wilayah fauna tanah sunda.
Wilayah fauna indonesia tengah dengan wilayah paparan sunda dibatasi oleh garis wallace. Fauna ini disebut juga
dengan sebutan fauna Asiatis .PenyebaranFauna Asiatis terdapat sebelah barat
yang meliputi Sumatera, Kalimantan,
Jawa, dan Bali. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh jenis fauna
wilayahIndonesia Barat yaitu:
1. Mamalia,
terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa. banteng, kerbau, monyet, prang
utan, macan, tikus, anjing, beruang, kijang, ajag, kelelawar,
landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
2. Reptil,
terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak,bunglon, dan
trenggiling.
3. Burung,
terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang,dan berbagai macam
unggas.
4. Berbagai macam serangga (insekta)
5. Berbagai
macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumbalumbadari sungai mahakam.
Sedangkan
menurut letak keberadaannya fauna Indonesia barat terdapatdi Pulau Sumatra,
Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Macam-macam fauna
Indonesia barat adalah sebagai berikut.
Pulau
|
Jenis fauna
|
Sumatera
|
gajah, harimau,
tapir, badak, orang utan, kera,
pelanduk, siamang,
kijang, ular, kambing, burung kakaktua,
kutilang, tekukur, dan gereja
|
Jawa
|
harimau, badak,
tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar,
monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis.
|
Kalimantan
.
|
orang utan, kukang,
monyet bekantan, kijang,musang, pelanduk, buaya, burung elang, pekakak,
kakatua,
rajawali, serta ular
piton dan kobra
|
b. Wilayah
Fauna Indonesia Tengah (wilayah Wallace)
Wilayah fauna Indonesia tengah
sering disebut wilayah fauna Wallacea(peralihan). region ini terdiri
dari Pulau Sulawesi dan kepulauan disekitarnya, kepulauan Nusa Tenggara, Pulau
Timor dan kepulauanMaluku. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace
yangmembatasi dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yangmembatasi
dengan fauna di dataran Sahul.Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh
jenis fauna wilayahIndonesia Barat yaitu:
1. mamalia,
terdiri atas anoa, babirusa, ikan duyung, kuskus, monyethitam, beruang,
tarsius, monyet, seba, kuda, sapi, dan banteng.
2. reptil,
terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan boaboa.
3. amphibia,
terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4. berbagai
macam burung, antara lain burung
dewata, maleo, mandar,raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua,
nuri, merpati,dan angsa.
Sedangkan menurut letak
keberadaannya fauna Indonesia peralihanterdapat di Pulau Sulawesi dan
sekitarnya, dan kepulauan Nusatenggara. Macam-macam fauna Indonesia Peralihan
adalah sebagaiberikut:
Pulau
|
Jenis fauna
|
Sulawesi dan
sekitarnya
|
rusa, anoa, musang, dan monyet
|
Kepulauan Nusa
tenggara
|
sapi, rusa, komodo,
domba, burung kakaktua, jalak, dan nuri
|
c. Wilayah
Fauna Indonesia Bagian Timur
Wilayah
fauna Indonesia timur atau wilayah paparan sahul meliputiwilayah papua (Irian
Jaya) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya.wilayah Indonesia bagian timur
dengan wilayah fauna kepulauan Wallace
dibatasi oleh garis Weber. Fauna Indonesia timur disebutjuga
fauna Australis. Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulaudisekitarnya.
Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan denganbinatang-binatang di benua
Australia.Fauna Indonesia timur meliputi jenis hewan berikut
1. mamalia,
terdiri atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landakirian), oposum layang
(pemanjat berkantung), kuskus, kanguru pohon,dan kelelawar.
2. reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular,
kadal, dan kura-kura.
3. amphibia,
terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4. burung,
terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, danmandar.
5. berbagai
jenis ikan
6. berbagai macam serangga.
Sedangkan
menurut letak keberadaannya fauna Indonesia Timur terdapat di Kepulauan Maluku,
dan Papua dan sekitarnya. Macam-macam faunaIndonesia Timur adalah sebagai
berikut
Pulau
|
Jenis
fauna
|
Maluku kuskus,
|
burung nuri, dan
cenderawasih
|
Papua dan
sekitarnya
|
rusa, kanguru, burung
cenderawasih, kakaktua raja, kasuari, dan parkit.
|
2.2.2
Faktor Penyebab Persebaran pada Hewan
A.
Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Secara ringkas dapat disimpulkan
bahwa persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yaitu :
1. Dilihat
dari Penyebab Persebaran
a. Tekanan
Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan
akan persediaan bahan makanan menjadisemakin sulit dipenuhi sehingga
menyebabkan migrasi.
b. Persaingan,
ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah
kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan
juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
c. Perubahan
Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan
ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan
menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
2. Dilihat
dari Sarana Persebaran
a. Udara,
dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang.
b. Air,
kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan airmenyebabkan perpindahan
mudah terjadi.
c. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan
lahan sebagaimedia untuk berpindah tempat.
d. Pengangkutan
Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusiadapat menyebabkan perpindahan
fauna.
3. Dilihat
dari Hambatan (barier) Persebaran
a. Hambatan
Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat
persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan
curah hujan.
b. Hambatan
Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena
sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara,
kandungan air yang cukup. Lapisan
tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah
dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan
tanahnya tebal dan gembur.
c. Hambatan
Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran fauna seperti samudera,
padang pasir, sungai dan
pegunungan.
d. Hambatan
Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan
makanan yang melimpah menjadi factor penghambat fauna dalam bermigrasi. Hal
ini berkaitan dengan
kecocokan dengan kondisi alam. (http://digilib.unila.ac.id/1741/13/LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf, 2015: Hal 10-11)
2.2.3
Pola-Pola Persebaran
Pola penyebaran
bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun keistimewaan biologis
organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu (Michael, 1994) :
1.
Penyebaran
teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat tertentu
dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras sehingga
timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2.
Penyebaran
secara acak (random), dimana individu-individu menyebar dalam beberapa tempat
dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini
terjadi jika lingkungan homogen.
3.
Penyebaran
berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-individu selalu ada dalam
kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini
umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang
sama.
2.2.4
Contoh-Contoh Persebaran.
2.2.4.1
Migrasi
Migrasi hewan adalah sebuah gerakan
periodik hewan dari tempat di mana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan
kemudian melakukan perjalanan kembali ke habitat asli. Faktor hewan bermigrasi
biasanya untuk mencari makanan yang berlimpah dan tempat yang baik untuk
berkembang biak. Migrasi hewan musiman merupakan fenomena yang paling
menakjubkan dari elemen alam. Migrasi
hewan umumnya menggunakan rute yang sama dari tahun ke tahun dan dari generasi
ke generasi. Ranah lintas hewan bisa berupa gunung, sungai, dan padang tanah
yang luas. Burung, kelelawar, dan serangga terbang dalam jangkauan jarak yang
panjang, kadang-kadang melampaui seluruh benua atau lautan. Hewan yang berenang
seringkali bermigrasi hampir meliputi jarak setengah dari seluruh dunia.
Contoh: Migrasi Burung, Migrasi Ikan,
Migrasi Serangga dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah berjudul “Petunjuk dan Persebaran”
ini adalah:
1. Petunjuk pada hewan adalah tanda dari hewan untuk
menunjukkan atau memberi tahu sesuatu.
2. Bentuk-bentuk dari petunjuk pada hewan yaitu visual,
suara, dan penciuman.
3. Fungsi petunjuk pada hewan yaitu sebagai interaksi
agonistik, ritual perkawinan, kepemilikan wilayah, sinyal yang berhubungan
dengan makanan, teriakan peringatan, dan metakomunikasi.
4. Contoh petunjuk pada hewan misalnya gerakan ekor pada
anjing.
5. Persebaran (Dispersal)
adalah gerakan individu atau bentuk kecilnya ( misalnya spora, biji, telur, larva
dan sebagainya ) kedalam atau keluar populasi atau daerah populasi.
6. Macam-macam persebaran hewan dunia yaitu terbagi enam
region (paleartik, ethiopian, oriental, australian, neartik, dan neotropik).
Sedangkan persebaran hewan Indonesia di bagi menjadi wilayah Indonesia barat,
wilayah Indonesia timur, dan wilayah peralihan.
7. Pola-pola persebaran yaitu teratur, acak, dan
berkelompok.
8.
Faktor-faktor
penyebab persebaran dilihat dari penyebab persebaran (Tekanan populasi,
persaingan, perubahan habitat), sarana persebaran (air, udara, lahan, dan
pengangkutan manusia), dan hambatan (hambatan iklim, hambatan edafik, dan
hambatan biologis).
9.
Contoh hewan yang
mengalami persebaran yaitu
3.1
Saran
Penulis
mengharapkan semua pihak yang membaca makalah ini dapat menjadikan makalah ini
sebagai referensi dalam mempelajari mengenai ilmu tingkah laku hewan khususnya tentang petunjuk dan persebaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar