Selasa, 12 Mei 2015

PETUNJUK DAN PENYEBARAN




BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari salah satu hewan yang memiliki efek pada perilaku sekarang atau masa depan dari hewan lainnya. Kajian mengenai komunikasi hewan—terkadang disebut Zoosemiotik (didefinisikan sebagai ilmu komunikasi sinyal atau semiosis pada hewan; dibedakan dengan antroposemiotik, ilmu komunikasi manusia) -- telah memainkan peranan penting dalam metodologi dari etologi, sosiobiologi, dan ilmu kognisi hewan. Komunikasi hewan adalah wilayah ilmu yang tumbuh cepat. Bahkan pada abad 21, banyak pemahaman sebelumnya yang berhubungan dengan berbagai bidang seperti penggunaan nama simbolik personal, emosi hewan, kultur hewan, pembelajaran, dan bahkan perilaku seksual hewan, yang lama dianggap telah cukup dipahami, telah dirombak kembali. Komunikasi akan teramati melalui petunjuk.
Seperti yang telah kita ketahui persebaran makhluk hidup dipermukaan bumi tidak merata. Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah (Heddy, S. 1986). Makalah ini akan membahas tentang dua hal tersebut, yaitu petunjuk dan persebaran.

1.2        Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah berjudul “Petunjuk dan Penyebaran” ini adalah:
1.   Apa yang dimaksud dengan petunjuk pada hewan?
2.   Apa saja bentuk-bentuk dari petunjuk pada hewan?
3.   Apa fungsi dari petunjuk pada hewan?
4.   Bagaimana contoh petunjuk pada hewan?
5.   Apa yang dimaksud dengan persebaran pada hewan?
6.   Apa saja macam-macam persebaran pada hewan?
7.   Bagaimana pola persebaran pada hewan?
8.   Mengapa hewan mengalami persebaran?
9.   Bagaimana contoh hewan yang mengalami persebaran?

1.3        Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah berjudul “Petunjuk dan Persebaran” ini adalah:
1.   Pengertian petunjuk dan persebaran pada hewan.
2.   Bentuk-bentuk petunjuk pada hewan.
3.   Fungsi petunjuk pada hewan.
4.   Contoh-contoh petunjuk pada hewan.
5.   Pengertian persebaran pada hewan.
6.   Macam-macam persebaran hewan di dunia dan Indonesia.
7.   Pola-pola persebaran pada hewan.
8.   Faktor-faktor penyebab persebaran pada hewan.
9.   Contoh-contoh hewan yang sedang mengalami persebaran.

1.4        Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah berjudul “Petunjuk dan Penyebaran” ini adalah untuk:
1.   Menjelaskan pengertian petunjuk pada hewan.
2.   Menjelaskan bentuk-bentuk petunjuk pada hewan.
3.   Menjelaskan fungsi petunjuk pada hewan.
4.   Memberikan contoh-contoh petunjuk pada hewan.
5.   Menjelaskan pengertian persebaran pada hewan.  
6.   Menjelaskan macam-macam persebaran hewan di dunia dan Indonesia.
7.   Menjelaskan pola-pola persebaran pada hewan beserta contohnya.
8.   Menjelaskan faktor-faktor penyebab persebaran pada hewan.
9.   Memberikan contoh hewan yang mengalami persebaran.

1.5        Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah yang berjudul “Petunjuk dan Persebaran” ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1.   Manfaat secara teoritis yaitu memberikan informasi kepada penulis maupun pembaca tentang petunjuk dan persebaran pada hewan.
2.   Manfaat secara praktis yaitu agar tugas yang dimiliki oleh penulis dalam pembuatan makalah pada mata kuliah Ilmu Tingkah Laku Hewan bisa terpenuhi.

1.6.Metode Penulisan
Metode penulisan dengan teknik studi kepustakaan atau literatur, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah yang di bahas di dalam makalah ini.



BAB II
PETUNJUK DAN PERSEBARAN

2.1       PETUNJUK PADA HEWAN
2.1.1    Pengertian Petunjuk
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Petunjuk adalah:
  1. sesuatu (tanda, isyarat) untuk menunjukkan, memberi tahu, dsb
  2. ketentuan yg memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat (http://artikata.com/arti-382714-petunjuk.html).
Jadi dapat disimpulkan bahwa petunjuk adalah tanda dari hewan untuk menunjukkan atau memberi tahu sesuatu.

2.1.2.   Bentuk-Bentuk Petunjuk pada Hewan
A. Visual
  1. Gerak isyarat. Bentuk komunikasi terbaik yang diketahui mengikutkan menampilkan bagian tubuh khusus, atau pergerakan tubuh tertentu; terkadang hal ini terjadi dengan kombinasi, sehingga sebuah aksi pergerakan tertentu untuk memperlihatkan atau menekankan suatu bagian tubuh tertentu. Sebagai contohnya, presentasi dari paruh induk Camar Herring memberikan sinyal memberi makanan kepada anak-anaknya. Seperti kebanyakan burung camar, burung Camar Herring memiliki sebuah paruh berwarna cerah, kuning dengan tanda merah pada bagian rahang bawah dekat ujung paruh. Saat mereka kembali ke sarang dengan makanan, si induk berdiri dekat anak mereka dan membuka paruh ke bawah di hadapan si anak; hal ini memperoleh respon memohon dari anak yang lapar (mematuk pada tanda merah), yang menstimulasi si induk untuk memuntahkan makanan di depannya.
  2. Ekspresi wajah. Isyarat wajah memainkan peran penting dalam komunikasi hewan. Anjing sebagai contohnya mengekspresikan marah lewat menyeringai dan memperlihatkan giginya. Saat cemas telinga mereka akan tegak. Saat takut seekor anjing akan menarik telinga mereka ke belakang, memperlihatkan sedikit gigi dan menyipitkan matanya.
  3. Tatapan mengikuti. Koordinasi di antara hewan-hewan sosial dibantu dengan memonitor orientasi kepala dan mata satu sama lain. Telah lama diketahui dalam penelitian perkembangan manusia sebagai suatu komponen penting dari komunikasi, baru-baru ini mulai lebih banyak atensi pada kemampuan hewan untuk mengikuti tatapan dari hewan lain yang berinteraksi dengan mereka, baik itu anggota dari spesies mereka sendiri atau manusia.
  4. Tontonan visual aktif. Beberapa cephalopoda, seperti oktopus dan cumi, memiliki sel kulit khusus (chromatophores) yang bisa mengubah warna, opasitas, dan refleksi kulit mereka. Selain digunakan sebagai kamuflase, perubahan cepat pada warna kulit juga digunakan saat berburu dan pada ritual perkawinan. Perubahan warna pada cumi bisa secara khusus mengindikasi bahwa mereka mampu mengkomunikasikan dua sinyal yang berbeda secara bersamaan dari dua sisi tubuh mereka yang berlawanan. Saat cumi jantan mengawini betina pada saat adanya jantan yang lain, dia memperlihatkan dua sisi berbeda: pola jantan menghadap ke betina, dan pola betina menghadap ke arah sebaliknya, untuk menipu pejantan lainnya.
  5. Tontonan visual pasif. Banyak hewan mengkomunikasikan informasi tentang diri mereka tanpa perlu mengubah perilaku mereka. Sebagai Sebagai contohnya, pada babun olive, permulaan dari ovulasi pada betina adalah suatu sinyal bagi pejantan bahwa dia siap untuk dikawinkan. Selama ovulasi, wilayah kulit pada anogenital (dubur kelamin) betina membesar dan berwarna merah/merah jambu cerah.
  6. Komunikasi bioluminesensi. Cara komunikasi dengan menghasilkan cahaya terjadi umumnya pada vertebrata dan invertebrata laut, biasanya di kedalaman (misalnya ikan pemancing).



B.     Suara
Kebanyakan hewan berkomunikasi lewat vokalisasi. Komunikasi lewat vokalisasi adalah esensial bagi banyak pekerjaan termasuk ritual-ritual perkawinan, teriakan peringatan, menyampaikan lokasi dari sumber makanan, dan pembelajaran sosial. Teriakan kawin jantan digunakan untuk memberikan sinyal pada betina dan untuk mengalahkan saingan.

C.    Penciuman

Kurang kentara pada manusia (kecuali pada beberapa kasus) adalah komunikasi penciuman. Banyak mamalia, secara khusus, memiliki kelenjar yang menghasilkan bau yang berbeda dan tahan-lama, dan memiliki perilaku yang berhubungan dengan meninggalkan bau tersebut pada tempat-tempat yang telah mereka singgahi. Terkadang subtansi bau diperkenalkan lewat air kencing atau tinja. Lebah membawa sekantong material dari sarang yang mereka lepaskan saat memasuki sarang kembali, bau yang menandakan bahwa mereka merupakan bagian dari sarang tersebut dan menjamin keselamatan mereka saat masuk. Semut-semut menggunakan feromon untuk membuat bau jejak ke makanan sebagaimana halnya untuk peringatan, atraksi perkawinan dan untuk membedakan antar koloni. Sebagai tambahan, mereka memiliki feromon yang digunakan untuk membingungkan musuh dan memanipulasi mereka sehingga berkelahi satu sama lain.


2.1.3.   Fungsi Petunjuk pada Hewan
  • Interaksi agonistik: semua hal yang berkaitan dengan kontes dan agresi antar individu. Banyak spesies memiliki pemameran ancaman yang berbeda yang dibentuk selama kompetisi untuk makanan, pasangan atau wilayah; kebanyakan lagu burung berfungsi dengan cara tersebut. Terkadang ada pemameran penyampaian kecocokan, dengan individu yang terancam akan membuat mereka mengetahui dominasi sosial dari si pengancam; hal ini memiliki efek berhentinya episod agresif dan membuat hewan yang dominan memiliki akses tak terbatas terhadap sumber yang dipersengketakan. Beberapa spesies juga memiliki pemameran afiliatif yang dibentuk untuk mengindikasikan bahwa hewan yang dominan menerima kehadiran hewan lain.
  • Ritual-ritual perkawinan: sinyal-sinyal yang dibuat oleh salah satu anggota jenis kelamin untuk menarik atau menjaga perhatian dari pasangan yang berpotensi, atau untuk mengukuhkan suatu ikatan pasangan. Hal ini sering mengikutkan pemameran bagian tubuh, postur tubuh (Kijang mengasumsikan karakteristik yang ditampilkan sebagai sebuah sinyal untuk memulai perkawinan), atau pengeluaran bau atau teriakan, yang unik pada spesies, yang menyebabkan individu-individu tersebut menghindari perkawinan dengan anggota dari spesies lain yang akan menyebabkan infertil. Hewan-hewan yang membentuk ikatan pasangan yang abadi terkadang memiliki bentuk simetris yang mereka buat satu sama lain: contoh terkenalnya adalah presentasi mutual dari buluh oleh Burung grebe jambul besar, yang diteliti oleh Julian Huxley, pemameran kemenangan yang diperlihatkan oleh banyak spesies angsa dan penguin pada situs sarang mereka dan pemameran perkawinan spektakuler dari Burung-burung cendrawasih dan manakin.
  • Kepemilikan/wilayah: sinyal-sinyal digunakan untuk mengklaim atau mempertahankan suatu wilayah, makanan, atau pasangan.
  • Sinyal berhubungan-dengan-Makanan: banyak hewan-hewan membuat "teriakan makanan" yang menarik pasangan, atau keturunan, atau anggota dari kelompok sosial ke sumber makanan. Saat induk memberi makan anaknya, anak tersebut terkadang memiliki respon meminta (terutama bila banyak anak dalam sebuah sarang—hal ini cukup dikenal pada altrisial burung berkicau, sebagai contohnya). Terkadang sinyal memberi-makan yang paling terperinci adalah Tarian Waggle dari lebah madu yang diteliti oleh Karl von Frisch. Gagak muda memberikan sinyal ke yang tua, gagak yang lebih berpengalaman saat mereka menemukan makanan baru atau yang belum pernah dicoba.
  • Teriakan peringatan: sinyal-sinyal yang dibuat saat adanya suatu ancaman dari pemangsa, membuat semua anggota dari grup sosial (dan terkadang anggota dari spesies lain) berlari untuk berlindung, menjadi berhenti, atau berkumpul menjadi sebuah grup untuk mengurangi resiko diserang.
  • Meta-komunikasi: sinyal-sinyal yang mengubah makna dari sinyal selanjutnya. Salah satu contoh yaitu wajah bermain pada anjing, yang mensinyalkan bahwa sinyal agresif berikut adalah bagian dari bermain berkelahi daripada sebuah episode agresif yang serius.




2.1.4    Contoh Petunjuk pada Hewan

(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)




2.2              PERSEBARAN PADA HEWAN
2.2.1        Pengertian persebaran
Dispersal (sebaran) adalah gerakan individu atau bentuk kecilnya ( misalnya spora, biji, telur, larva dan sebagainya ) kedalam atau keluar populasi atau daerah populasi. Bentuk dispersal tersebut dibagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Emigrasi ( gerakan searah keluar)
2. Imigrasi ( gerakan searah kedalam )
3. Migrasi ( gerakan periodic berangkat dan kembali )
Dispersal dapat membantu natalitas dan mortalitas dalam memberikan bentuk dan kerapatan pada populasi. Dalam banyak hal beberapa individu atau hasil reproduksi secara tetap masuk ke dalam populasi atau meninggalkan populasi. Seringkali dispersal yang lambat tersebut pengaruhnya tidak tampak pada keseluruhan populasi terutama pada populasi ukuran besar. Hal tersebut karena emigrasi mengimbangi imigrasi atau tamba dan berkurangnya indvidu diimbangi oleh natalitas dan mortalitas. Dalam kejadian lain dispersal masal melibatkan perubahan yang cepat dan mempengaruhi populasi.
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah (Heddy, S. 1986).


2.2.1    Macam-Macam Persebaran pada Hewan
A.    Persebaran Fauna di Permukaan Bumi


 





                                                                                           
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)
            Menurut Alfred Russel Wallace, secara umum wilayah persebaran fauna di permukaan bumi dikelompokan ke dalam enam region, yaitu sebagai berikut:
1.      Paleartik, meliputi wilayah-wilayah di Benua Eropa, Uni Soviet, Jepang,Laut Mediteran, dan Afrika bagian paling utara. Contoh fauna: panda, unta, rusa, dan beruang kutub, kelinci, tikus, kelelawar, anjing, rusa kutub.


 





Kelinci Hewan Region Paleartik
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

2.      Ethiopian(Afrotropical), meliputi seluruh Benua Afrika (kecuali bagian utara), Gurun Sahara dan Pulau Madagaskar. Contoh fauna: gajah Afrika, badak bercula dua, kuda nil, gorilla, zebra, jerapah, singa, dan reptil.



 





Zebra Hewan Region Ethiopian
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

3.      Oriental, meliputi wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh fauna: orang utan, banteng, harimau, gajah, dan reptil.



 




                                       
Banteng Hewan Region Oriental
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

4.      Australian, meliputi wilayah-wilayah Benua Australia, Selandia Baru,dan Pulau Papua. Contoh fauna: hewan berkantung seperti koala, kanguru, kuskus, wallaby, burung cendrawasih, kasuari, dan kakatua.







 







Koala Hewan Region Australian
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

5.      Neartik, meliputi wilayah Amerika Utara (AS dan Kanada), Meksiko Tengah dan Greenland, sampai bagian tengah Meksiko. Contoh fauna: bison, caribouw, salamander, ayam kalkun, ular berbisa dan kura-kura.


 




                                     Kalkun Hewan Region Neartik
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

  1. Neotropik, meliputi Meksiko bagian bagian selatan, Amerika Tengah,dan Amerika Selatan. Contoh fauna: ikan piranha, belut listrik, tapir lama (sejenis unta), ular anaconda, dan kera.




 





Belut Listrik Hewan Region Neotropik
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)

B.    Persebaran Fauna di Indonesia
            Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya diantara Benua Asia(Oriental) dan Benua Australia (Australian). Secara geologiskepulauan Indonesia terbagi atas tiga wilayah, yaitu bagian Baratyang menyatu dengan benua asia disebut landas kontinen sunda (paparan sunda), bagian tengah disebut wilayah peralihan, sedangkan bagian timur Indonesia menyatu dengan benua Australia disebut landas kontinen sahul atau paparan sahul. Diantara landas kontinen sunda dengan wilayah peralihan terdapat batas flora dan fauna asia yang disebut garis Wallace. Sedangkan antara wilayah peralihan dengan landas kontinen sahul terdapat batas flora dan fauna Australia yang disebut garis Weber.
(Sumber: Anonim A.2015. Diakses 9 Maret 2015)
            Garis Wallace dan Weber membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian Berdasarkan gambar di atas yang membagi daerah Indoensia menjadi3 bagian yaitu:
1.      Garis Wallace, adalah garis khayal yang membatasi jenis fauna danflora Asiatis dengan jenis fauna dan flora peralihan.
2.      Garis Weber, adalah garis khayal yang membatasi fauna dan flora peralihan dengan jenis fauna dan flora Australis.
            Di Indonesia terdapat 3 bagian persebaran fauna yaitu :
a.       Wilayah Fauna Indonesia Barat
Wilayah fauna Indonesia barat meliputi pulau Sumatera, pulau Bali, pulau Jawa, pulau Kalimantan serta pulau-pulau kecil disekitarnya. Region fauna Indonesia barat sering disebut wilayah fauna tanah sunda. Wilayah fauna indonesia tengah dengan wilayah paparan sunda dibatasi oleh garis wallace. Fauna ini disebut juga dengan sebutan fauna Asiatis .PenyebaranFauna Asiatis terdapat sebelah barat yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh jenis fauna wilayahIndonesia Barat yaitu:
1.      Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa. banteng, kerbau, monyet, prang utan, macan, tikus, anjing, beruang, kijang, ajag, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang.
2.      Reptil, terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak,bunglon, dan trenggiling.
3.      Burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang,dan berbagai macam unggas.
4.       Berbagai macam serangga (insekta)
5.      Berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumbalumbadari sungai mahakam.
Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia barat terdapatdi Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Macam-macam fauna Indonesia barat adalah sebagai berikut.
Pulau
Jenis fauna
Sumatera
gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera,
pelanduk, siamang, kijang, ular, kambing, burung kakaktua,
kutilang, tekukur, dan gereja
Jawa
harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar,
monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis.
Kalimantan
.
orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang,musang, pelanduk, buaya, burung elang, pekakak, kakatua,
rajawali, serta ular piton dan kobra

 
b.      Wilayah Fauna Indonesia Tengah (wilayah Wallace)
Wilayah fauna Indonesia tengah sering disebut wilayah fauna Wallacea(peralihan). region ini terdiri dari Pulau Sulawesi dan kepulauan disekitarnya, kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor dan kepulauanMaluku. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yangmembatasi dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yangmembatasi dengan fauna di dataran Sahul.Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat contoh jenis fauna wilayahIndonesia Barat yaitu:
1.      mamalia, terdiri atas anoa, babirusa, ikan duyung, kuskus, monyethitam, beruang, tarsius, monyet, seba, kuda, sapi, dan banteng.
2.      reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan boaboa.
3.      amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4.      berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo, mandar,raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua, nuri, merpati,dan angsa.
Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia peralihanterdapat di Pulau Sulawesi dan sekitarnya, dan kepulauan Nusatenggara. Macam-macam fauna Indonesia Peralihan adalah sebagaiberikut:
Pulau
Jenis fauna
Sulawesi dan
sekitarnya
rusa, anoa, musang, dan monyet
Kepulauan Nusa
tenggara
sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan nuri

c.       Wilayah Fauna Indonesia Bagian Timur
            Wilayah fauna Indonesia timur atau wilayah paparan sahul meliputiwilayah papua (Irian Jaya) dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya.wilayah Indonesia bagian timur dengan wilayah fauna kepulauan Wallace dibatasi oleh garis Weber. Fauna Indonesia timur disebutjuga fauna Australis. Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulaudisekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan denganbinatang-binatang di benua Australia.Fauna Indonesia timur meliputi jenis hewan berikut
1.      mamalia, terdiri atas kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landakirian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, kanguru pohon,dan kelelawar.
2.       reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura.
3.      amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
4.      burung, terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, danmandar.
5.      berbagai jenis ikan
6.       berbagai macam serangga.
            Sedangkan menurut letak keberadaannya fauna Indonesia Timur terdapat di Kepulauan Maluku, dan Papua dan sekitarnya. Macam-macam faunaIndonesia Timur adalah sebagai berikut
Pulau
Jenis fauna
Maluku kuskus,
burung nuri, dan cenderawasih
Papua dan
sekitarnya
rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja, kasuari, dan parkit.






2.2.2        Faktor Penyebab Persebaran pada Hewan
A.    Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Fauna
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :
1.      Dilihat dari Penyebab Persebaran
a.      Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadisemakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.
b.      Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
c.       Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
2.      Dilihat dari Sarana Persebaran
a.       Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang.
b.      Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan airmenyebabkan perpindahan mudah terjadi.
c.        Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagaimedia untuk berpindah tempat.
d.      Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusiadapat menyebabkan perpindahan fauna.
3.      Dilihat dari Hambatan (barier) Persebaran
a.      Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
b.      Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
c.       Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
d.      Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi factor penghambat fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam. (http://digilib.unila.ac.id/1741/13/LAMPIRAN-LAMPIRAN.pdf, 2015: Hal 10-11)

2.2.3        Pola-Pola Persebaran
Pola penyebaran bergantung pada sifat fisikokimia lingkungan maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran dibedakan menjadi tiga kategori yaitu (Michael, 1994) :
1.    Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2.    Penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu menyebar dalam beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat lainnya. Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan homogen.
3.    Penyebaran berkelompok/berumpun (clumped), dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.


2.2.4        Contoh-Contoh Persebaran.
2.2.4.1  Migrasi
Migrasi hewan adalah sebuah gerakan periodik hewan dari tempat di mana ia telah tinggal ke daerah yang baru dan kemudian melakukan perjalanan kembali ke habitat asli. Faktor hewan bermigrasi biasanya untuk mencari makanan yang berlimpah dan tempat yang baik untuk berkembang biak. Migrasi hewan musiman merupakan fenomena yang paling menakjubkan dari elemen alam. Migrasi hewan umumnya menggunakan rute yang sama dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi. Ranah lintas hewan bisa berupa gunung, sungai, dan padang tanah yang luas. Burung, kelelawar, dan serangga terbang dalam jangkauan jarak yang panjang, kadang-kadang melampaui seluruh benua atau lautan. Hewan yang berenang seringkali bermigrasi hampir meliputi jarak setengah dari seluruh dunia. Contoh: Migrasi Burung, Migrasi Ikan, Migrasi Serangga dan lain-lain.   








   BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah berjudul “Petunjuk dan Persebaran” ini adalah:
1.      Petunjuk pada hewan adalah tanda dari hewan untuk menunjukkan atau memberi tahu sesuatu.
2.      Bentuk-bentuk dari petunjuk pada hewan yaitu visual, suara, dan penciuman.
3.      Fungsi petunjuk pada hewan yaitu sebagai interaksi agonistik, ritual perkawinan, kepemilikan wilayah, sinyal yang berhubungan dengan makanan, teriakan peringatan, dan metakomunikasi.
4.      Contoh petunjuk pada hewan misalnya gerakan ekor pada anjing.
5.      Persebaran (Dispersal) adalah gerakan individu atau bentuk kecilnya ( misalnya spora, biji, telur, larva dan sebagainya ) kedalam atau keluar populasi atau daerah populasi.
6.      Macam-macam persebaran hewan dunia yaitu terbagi enam region (paleartik, ethiopian, oriental, australian, neartik, dan neotropik). Sedangkan persebaran hewan Indonesia di bagi menjadi wilayah Indonesia barat, wilayah Indonesia timur, dan wilayah peralihan.
7.      Pola-pola persebaran yaitu teratur, acak, dan berkelompok.
8.      Faktor-faktor penyebab persebaran dilihat dari penyebab persebaran (Tekanan populasi, persaingan, perubahan habitat), sarana persebaran (air, udara, lahan, dan pengangkutan manusia), dan hambatan (hambatan iklim, hambatan edafik, dan hambatan biologis).
9.      Contoh hewan yang mengalami persebaran yaitu

3.1  Saran
Penulis mengharapkan semua pihak yang membaca makalah ini dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi dalam mempelajari mengenai ilmu tingkah laku hewan khususnya tentang petunjuk dan persebaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar