ARTIKEL
ILMIAH
ZOOLOGI
VERTEBRATA
(ABKC
2303)
IDENTIFIKASI
IKAN BAWAL LAUT (PAMPUS ARGENTEUS)
DIKAWASAN DERMAGA BANJAR RAYA BANJARMASIN
Oleh :
UTARI
A1C213062
Kelompok
IIIA
Dosen
Pengasuh:
Drs.
Dharmono, M.Si
Drs. H.
A. Naparin, M.Si
Mahrudin,
S.Pd, M.Pd
Maulana
Khalid Riefani, S.Si, M.Sc
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI
2015
ARTIKEL ILMIAH
ZOOLOGI VERTEBRATA
(ABKC 2303)
IDENTIFIKASI IKAN BAWAL LAUT (PAMPUS
ARGENTEUS) DIKAWASAN DERMAGA
BANJAR RAYA BANJARMASIN
Oleh :
UTARI
A1C213062
Kelompok IIIA
Dosen Pengasuh:
Drs. Dharmono, M.Si
Drs. H. A. Naparin, M.Si
Mahrudin, S.Pd, M.Pd
Maulana Khalid Riefani, S.Si,
M.Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
JANUARI
2015
IDENTIFIKASI IKAN BAWAL LAUT (PAMPUS
ARGENTEUS) DIKAWASAN DERMAGA BANJAR
RAYA BANJARMASIN
Disusun Oleh :
UTARI
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan UNLAM
ABSTRAK
Ikan bawal putih (Pampus argenteus)
sering
kali menjadi pilihan utama sebagai hidangan istimewa di meja pengantin atau meja utama. Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin,
kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Ikan bawal laut merupakan komoditas yang
dapat dikembangkan dalam usaha budidaya dan mempunyai nilai ekonomis cukup
tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki karakteristik ikan bawal laut melalui kegiatan pengamatan morfologis. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 06-07 Desember 2014 di Dermaga Banjar Raya Banjarmasin. Metode penelitian
adalah metode pengambilan sempel yang dilaksankan di Dermaga Banjar Raya.
Kata
Kunci : Ikan bawal laut (Pampus argenteus), Identifikasi,
Karakteristik ikan
Alamat korespondensi: Telp.+6287716680845, Email: Utari_Biologi@yahoo.com
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan peringkat
ke -13 terbesar di dunia (Ronny, 2011 dikutip dalam 1BL01102.pdf).
Berdasarkan UU No. 45 Tahun 2009,
pengertian Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh
atau
sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Secara umum
perairan tempat kehidupan ikan terdiri dari laut, tawar dan payau.
Ikan
bawal putih memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah
asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke
Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun
1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh
penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan
(Bangsa, 2012 http//: Semua Tentang 'PERairAN' Budidaya Ikan Bawal Putih.html)
Ikan bawal laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang
bernilai ekonomis cukup tinggi. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai
ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai
ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi.
Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau
dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk
seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar dan
cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung
terus dengan badan. Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut
dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang
atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas. Mungkin juga bawal cermin
mendapat namanya dari pantulan cahaya dari badannya yang berkilat dan berwarna
perak. Garisan deria di badannya bermula dari insang hingga mencecah zon ekor. Manakala
sirip pektoral lebih panjang berbanding sirip dorsal dan ekor melengkung bentuk
V. Warna - Badan bawal cermin diliputi sisik halus berwarna putih beralun perak
dan bahagian sirip memancarkan warna kelabu. Sesetengah bahagian badannya
diliputi bintik hitam halus. Ikan Bawal banyak terdapat di Lautan
Hindi selain Afrika,
Malaysia
dan Jepun.
Ikan Bawal hidup dan berenang secara berkumpulan. Biasanya pada musim tertentu
bawal cermin boleh didapati dengan banyak. Ia juga dikatakan sering didapati
beriringan dengan udang di dasar laut. Pergerakan spesies bawal dalam berkawan
menjadikannya sebagai tangkapan yang sesuai dengan menggunakan pukat.
Bagaimanapun ia boleh ditangkap menggunakan pancing dan rawai.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyelidiki karakteristik ikan
bawal laut melalui kegiatan
pengamatan
morfologis.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan disekitar
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Provisi Kalimantan Selatan, selama
dua hari satu malam. Penelitian dilakukan pada malam Minggu yang bertempat di Dermaga
Banjar Raya Banjarmasin, yaitu tempat pelabuhan untuk para nelayan yang selesai
menangka ikan dari laut, untuk dijual kepada para pedagang yang siap mengantar
ikan-ikan tersebut kepada konsumen yang jauh dari pelabuhan tesebut. Ikan-ikan
yang ada dipelabuhan tersebut cenderung ikan laut, tetapi ada juga ikan air
tawar tetepi jumlahnya sangat sedikit.
Prosedur pengambilan
data dilapangan adalah dengan metode yang digunakan adalah metode diskriptif
yaitu suatu metode dalam meneliti yang dimaksudkan untuk menggambarkan “apa
adanya” tentang suatu gejala atau keadaan tetapi tidak dimaksudkan untuk
menguji suatu hipotesis (Arikunto, 1998), dengan teknik pengambilan sempel ikan
secara langsung yang ada di pelabuhan Banjar Raya, dan mengamati secara
langsung dipandu oleh Angkatan Laut yang bekerja mengawasi di daera tersebut.
Data yang diperoleh
dianalisa secara deskriftif dengan melihat isian tabel pengamatan, foto, dan
hasil validasi menggunakan pustaka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan di
Pelabuhan Banjar Raya ditemukan ikan bawal laut. Ikan
bawal putih memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah
asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke
Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun
1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh
penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan
(Bangsa, 2012 di kutip dalam http//: Semua Tentang 'PERairAN' Budidaya Ikan Bawal Putih.html)
Berikut adalah tabel pertelaan ikan
bawal laut (Pampus argenteus):
Tabel
1 Pertelaan Ikan Bawal Laut (Pampus
Argenteus)
Parameter Pengamatan
|
Observasi
|
Pustaka
|
|||||||
Caput/Kepala
bagian ujung moncong
terdepan sampai
ujung
tutup insang paling belakang.
|
Panjang antara kepala dan Aparatus opercularis
|
-
|
-
|
||||||
Bentuk mulut: dapat disembulkan, tidak dapat disembulkan, tabung,
paruh, gergaji, terompet
|
Tidak dapat disembulkan
|
Tidak dapat disembulkan[1]
|
|||||||
Letak mulut: inferior/dibawah hidung,
subterminal/dekat ujung hidung agak kebawah, terminal/ujung
hidung,suferior/diatas hidung
|
Inferior/dibawah
hidung
|
Inferior/dibawah hidung agal
ketas sedikit[2]
|
|||||||
Lebar buka mulut
|
-
|
agak kecil [1]
|
|||||||
Panjang
moncong
|
-
|
moncong sangat pendek[1]
|
|||||||
Warna mata
|
Hitam
|
Hitam[2]
|
|||||||
Bentuk kepala
|
Membulat
|
Kecil [2]
|
|||||||
Letak barbel
(sungut): di hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dll
|
Tidak ada
|
Tidak ada [2]
|
|||||||
Bentuk barbel (sungut): rambut, cambuk, sembulan kulit, bulu, dll
|
Tidak ada
|
Tidak ada[2]
|
|||||||
Jumlah barbel
(sungut)
|
Tidak ada
|
Tidak ada[2]
|
|||||||
Panjang barbel (sungut)
|
Tidak ada
|
Tidak ada[2]
|
|||||||
Panjang snout
(moncong-mata)
|
-
|
-
|
|||||||
Panjang cheek (mata-praoperkulum)
|
-
|
-
|
|||||||
Jarak antar tutup ingsang
|
-
|
-
|
|||||||
Jumlah tutup ingsang
|
-
|
-
|
|||||||
Panjang operkulum/tutup ingsang terbesar
|
-
|
-
|
|||||||
Panjang praoperkulum/tutup ingsang
terdepan
|
-
|
-
|
|||||||
Panjang interoperkulum/ diantara tutup ingsang
|
-
|
-
|
|||||||
Truncus/Badan
bagian ujung tutup insang bagian belakang
sampai
permulaan sirip dubur
|
Bentuk tubuh simetris/asimetris
|
Simetris
bilateral
|
Simetris bilateral[1]
|
||||||
Simetris: fusiform/torpedo,
compressed/pipih, depressed/gepeng kebawah, anguilliform/ular, filiform/tali, teniform/pita, sagittiform/panah,
globiform/bola, ostraciform/ kotak
|
Simetris compressed/pipih
|
Badan sangat pipih lateral
(punggung
bongkok) [1]
|
|||||||
Panjang baku
|
-
|
-
|
|||||||
Panjang seluruhnya
|
-
|
30 – 40 cm dengan panjang maksimum 60 cm [1]
|
|||||||
Tinggi
|
-
|
Perbandingan panjang : tinggi
sama dengan 2 : 1 [2]
|
|||||||
Warna
|
|
||||||||
Punggung
|
Perak
keabu-abuan
|
abu-abu [1]
|
|||||||
Perut
|
Perak kemerahan
|
putih
keperakan [1]
|
|||||||
Badan
|
Perak
|
badan bagian
atas abu-abu, bagian bawah putih
keperakan [1]
|
|||||||
Tipe garis rusuk: satu atau lebih garis, garis
lengkap atau garis terputus, garis lurus atau bengkok, garis melengkung
keatas atau ke bawah
|
-
|
hampir menyerupai garis lurus dengan jumlah satu
baris [4]
|
|||||||
Bentuk ekor: protocercal/berakhir
lurus pada ujung ekor, heterocercal/ekor membelok ke dorsal secara asimetris,
homocercal/ekor membelok kea rah simetris, diphycercal/ekor tidak membelok
dan simeteris
|
protocercal/berakhir lurus pada
ujung ekor
|
bentuk V atau lengkungan boomerang [5]
|
|||||||
Ekor/Cauda
Bagian permulaan sirip dubur sampai ujung sirip ekor
bagian paling belakang
|
Tinggi batang ekor
|
-
|
-
|
||||||
Panjang Batang
ekor
|
-
|
-
|
|||||||
Tipe sirip ekor: rounded/membundar,
truncate/berpikiran tegak, pointed/meruncing, wedge shape/bentuk baji,
emarginated/berpinggiran berlengkuk tunggal, double emarginated/ berpinggiran
berlengkuk ganda, forked/bercangak, lunate/sabit, epicercal/sirip atas lebih
besar, hypocercal/sirip bawah lebih besar
|
Forked/bercangak
|
Sirip ekor
bercagak (forked)
Dalam [1]
|
|||||||
Sirip
|
Jumlah sirip
keras (pungung)
|
-
|
5-10 jari [3]
|
||||||
Jumlah sirip lunak (punggung)
|
-
|
38-43 jari [3]
|
|||||||
Sirip punggung tunggal/berpasangan
|
Tunggal
|
Tunggal [2]
|
|||||||
Sirip ekor tunggal/berpasangan; jumlah
|
Tunggal
|
Tunggal [2]
|
|||||||
Sirip dada tunggal/berpasangan;
jumlah
|
Berpasangan,
sepasang
|
Berpasangan, sepasang [2]
|
|||||||
Sirip perut tunggal/berpasangan; jumlah
|
Tidak ada
|
tidak mempunyai sirip perut [1]
|
|||||||
Sirip dubur tunggal/berpasangan; jumlah
|
Tunggal
|
Tunggal [2]
|
|||||||
Panjang sirip perut
|
-
|
tidak mempunyai sirip perut [1]
|
|||||||
Panjang sirip dada
|
-
|
-
|
|||||||
Letak-letak sirip perut terhadap dada:
abdominal/sirip perut jauh dari sirip dada, subabdominal/sisi perut dekat
sirip dada, thoracic/siri peru di bawah sirip dada, Jugular/sisri peruk jau
ke depan dari siri dada
|
Abdominal/sirip perut jauh dari sirip dada
|
tidak mempunyai sirip perut [1]
|
|||||||
Sirip tambahan: finlet/jari sirip
tambahan, scute/sisik duri, keel/lunas, adiposa/lemak, interpelvic/cuping
|
Tidak ada
|
Tidak ada [1]
|
|||||||
Sisik
|
Bentuk seperti lingkaran atau sisir
|
-
|
Sisik kecil berbentuk ctenoid, dimana
setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagan depan [2]
|
||||||
Jumlah
|
-
|
-
|
|||||||
Garis rusuk/Linea lateralis
|
1
|
1 baris [4]
|
|||||||
Bawah garis rusuk
|
-
|
-
|
|||||||
Atas garis rusuk
|
-
|
-
|
|||||||
Warna
|
|
|
|||||||
Punggung
|
Perak keabu-abuan
|
abu-abu [1]
|
|||||||
Perut
|
Perak kemerahan
|
putih
keperakan [1]
|
|||||||
Badan
|
Keperakan putih
|
badan bagian
atas abu-abu, bagian bawah putih
keperakan [1]
|
|||||||
Tipe sisik
|
Ctenoid
|
Ctenoid [2]
|
|||||||
Ciri-ciri lain
|
|
-
|
-
|
||||||
Reproduksi
|
Bertelur
|
||||||||
Klasifikasi
|
Kingdom
|
|
Animalia [3]
|
||||||
Phylum
|
|
Chordata [3]
|
|||||||
Kelas
|
|
Actinopterygii [3]
|
|||||||
Ordo
|
|
Perciformes [3]
|
|||||||
Familia
|
|
Bramidae [3]
|
|||||||
Genus
|
|
Pampus[3]
|
|||||||
Jenis
|
|
Pampus argenteus[3]
|
|||||||
Foto pengamtan:
|
|
Foto literatur:
Anonim a.2015
|
|
||||||
Sumber :
Anonim a.2015 : http://img687.imageshack.us/img687/761/013bawalselatan.jpg
[1] :
4D_1-Ikan-Hasil-Tangkap-2.pdf
[3] : jtptunimus-gdl-adjengnurl-6433-3-babii.pdf
[5] :
http://bibitbawal.com/mengenal-budidaya-ikan-bawal-putih/
|
|
|
|
||||||
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan
ditemukan bahwa ciri ikan ini pada bagian caput memilki bentuk membulat. Bentuk
mulut hewan ini tidak dapat disembulkan dengan
letak mulut inferior dibawah hidung. Ikan ini memilki organ penglihatan dengan
warna hitam membulat. Ikan ini tidak memilki sungut. Bentuk simetri bilateral
dengan warna punggung perak keabuan dengan sedikit corak merah pada perut, warna
badannya adalah perak. Ikan ini memiliki bentuk ekor yang protocercal atau berakhir
lurus pada ujung ekor, tipe ekornya adalah forked atau bercangak, mempunyai
sirip punggung, sirip ekor, dan sirip siri dubur yang tunggal, serta mempunyai
sirip dada yang berpasangan dengan jumlahnya yang sepasang, letak sirip hewan
ini abdominal yakni jauh dari sirip dada. Ikan ini mempunyai garis rusuk atau
linea lateralis berjumlah 1 baris, dengan warna sisik pada punggung yang perak
keabuan, sisik pada perut perak kemerahan, dan sisik pada badan keperakan
putih, tipe sisik hewan ini stenoid, dan ikan ini bereproduksi dengan cara
bertelur.
Menurut
literatur Bentuk badan pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir
menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal ini merupakan ikan herbivore yang
cenderung bersifat omnivore, selain suka melalap tumbuhan air juga suka memakan
udang ataupun ikan ikan kecil dan hewan air lainnya (Nelson, 1984). Ikan bawal
putih merupakan jjenis ikan yang habitatnya dari air laut. Pada umumnya ikan
bawal putih memiliki bobot 500 gram, namun ada juga yang mencapai bobot 1,5
hingga 2 kg per ekor (Junianto, 2011).
Ikan bawal putih hidup bergerombol
di dasar perairan atau kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m,
makanan ikan ini berupa ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga
berkaitan dengan adanya penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan
(Partosuwiryo, 2008 dikutip dalam http//:
Semua Tentang 'PERairAN' Budidaya Ikan
Bawal Putih.html)
Karakteristik dari ikan in adalah badan
sangat pipih lateral (punggung bongkok), moncong sangat pendek, sirip dada
tidak runcing sperti Bawal Hitam dan tidak mempunyai sirip perut. Sirip ekor
bercagak (forked) dalam, bagian bawah lebih panjang. Warna badan bagian
atas abu-abu, bagian bawah putih keperakan. Terdapat bintik-bintik hitam
(sangat kecil) pada hampir seluruh tubuh. Sirip punggung ujungnya gelap. Jenis
yang ditemukan di Indonesia terdiri dari dua spesies, yaitu: Pampus argenteus dan pampus chinensis. Habitat: Bawal Putih lebih banyak menghuni
perairan pantai dengan dasar lumpur, seperti Bawal Hitam. Pada siang hari dia
berada dekat dengan dasar, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan. Sering
kali ikan ini memasuki wilayah Estuari, terutama dekat dengan sungai-sungai besar
dengan membentuk gerombolan besar (schooling). Makanan utamanya adalah Plankton.
Perikanan: Alat tangkap utama ikan ini termasuk Lampara dasar, Payang, Dogol
dan Trawl.
Daerah
operasi penangkapan paling besar dari ikan Bawal Hitam saat ini adalah Perairan
Kalimantan. Ukuran ikan yang tertangkap mencapai panjang 30 – 40 cm dengan
panjang maksimum 60 cm.
Pada bawal yang sudah dewasa bagian
tepi sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor berwarna merah. Warna merah ini
adalah ciri khusus bawal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bawal ini tergolong dalam omnivora, ternyata pada
masa kecil atau larva bawal lebih bersifat karnivora, pada usia dua hari
setelah menetas mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan
dari luar tubuh, makanan masih dari kuning telurnya. Pada umur empat hari
kuning telur pada larva mulai habis pada saat itulah larva mulai mengonsumsi
makanan dari luar.
Daerah yang disukai oleh bawal
adalah hulu sungai yang biasanya pada musim kemarau kering dan pada musim hujan
ada genangan air. Daerah inilah yang memberikan rangsangan untuk memijah. Membedakan bawal jantan
dan betina pada saat masih kecil memang sulit. Beberapa tanda yang bisa dilihat
adalah bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan
selain lebih langsing, warna merah pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah
matang gonade, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun
bawal jantan selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila
dipijat ke arah anus. Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya memijah pada
awal dan selama musim hujan.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan
ditemukan bahwa ciri ikan ini pada bagian caput memilki bentuk membulat. Bentuk
mulut hewan ini tidak dapat disembulkan dengan
letak mulut inferior dibawah hidung. Ikan ini memilki organ penglihatan dengan
warna hitam membulat. Ikan ini tidak memilki sungut. Bentuk simetri bilateral
dengan warna punggung perak keabuan dengan sedikit corak merah pada perut,
warna badannya adalah perak. Ikan ini memiliki bentuk ekor yang protocercal
atau berakhir lurus pada ujung ekor, tipe ekornya adalah forked atau bercangak,
mempunyai sirip punggung, sirip ekor, dan sirip siri dubur yang tunggal, serta
mempunyai sirip dada yang berpasangan dengan jumlahnya yang sepasang, letak
sirip hewan ini abdominal yakni jauh dari sirip dada. Ikan ini mempunyai garis
rusuk atau linea lateralis berjumlah 1 baris, dengan warna sisik pada punggung
yang perak keabuan, sisik pada perut perak kemerahan, dan sisik pada badan
keperakan putih, tipe sisik hewan ini stenoid, dan ikan ini bereproduksi dengan
cara bertelur. Ikan ini termasuk dalam anggota ordo Perciformes dan familinya
adalah Bramidae. Ikan bawal putih hidup bergerombol di dasar perairan atau
kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa
ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya
penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan (Partosuwiryo, 2008
dikutip dalam http//: Semua Tentang 'PERairAN' Budidaya Ikan Bawal Putih.html).
SARAN
Indonesia merupakan
negara yang mempunyai potensi kelautan yang sangat besar dan produksi perikanan
peringkat ke -13 terbesar di dunia, oleh sebab itu kita sebagai warga negara
Indonesia harus senantiasa mencaga kelestarian sumber daya alam yang ada di
Indonesi, kita juga harus mengembangkan sumber daya tersebut agar perekonomian
Indonesia semakin maju, seperti ikan bawal laut merupakan salah satu komoditas perikanan yang
bernilai ekonomis cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a.2015: http://img687.imageshack.us/img687/761/013bawalselatan.jpg diakses pada tanggal 1
Januari 2014
http://www.iftfishing.com/blog/mancing/fishypedia/bawal/ diakses pada tanggal 1
Januari 2014
http://aryandririyanti.blogspot.com/p/blog-page.html diakses pada tanggal 1 Januari 2014
http://bibitbawal.com/mengenal-budidaya-ikan-bawal-putih/ diakses pada tanggal 1 Januari 2014
http//:
Semua Tentang 'PERairAN' Budidaya Ikan
Bawal Putih.html diakses pada tanggal 1 Januari
jtptunimus-gdl-adjengnurl-6433-3-babii.pdf diakses pada tanggal
1 Januari 2014
Junianto, A. 2011. Daerah
Intersidal Berbatu. AsharJunianto14.Blogspot.com
diakses pada tanggal 1 Januari
1BL01102.pdf diakses pada tanggal 1
Januari 201
4D_1-Ikan-Hasil-Tangkap-2.pdf diakses pada tanggal
1 Januari 2014
Naparin, Ahmad.dkk. 2014. Penuntun
Praktikum Zoologi Vertebrata. BATANG: Banjarmasin.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan
Kunci Identifikasi Ikan 1. Binacipta: Bandung
Studi-pemasaran-ikan-bawal-putih-pampus-argenteus-di-pelabuhan-perikanan-nusantara-brondong-kabupaten-lamongan.pdf
diakses pada tanggal 1 Januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar